31-Mencoba menerima?

1.7K 117 13
                                    

Sudah 5 hari Inez belum sadar diri, keadaan menurut Dokter pun terus menurun. Dokter menyarankan untuk segera menemukan pendonor.

Namun, Tuhan berkata lain. Sampai saat ini Abi belum menemukan pendonor yang cocok. Sehari lalu Abi menemukan 2 orang pendonor sukarela, tapi tidak ada satu pun dari mereka yang ginjalnya cocok dengan Inez.

Abi hampir putus asa, jika saja tidak ada Senja di sampingnya. Bahkan hingga kini ia masih belum sempat untuk pulang ke rumahnya. Varent pun ikut turun tangan menjelaskan keadaan yang sedang terjadi pada Leta.

"Dad, saya dapatkan pendonor!!" ucap Aezar yang masuk ke dalam ruang rawat.

"Cepat bawa ruang Dokter, Daddy menemani Senja di sini." Aezar melirik Senja yang terlelap dengan tenang di paha Abi.

Hari memang masih sore, tapi Aezar tahu bahwa Senja kelelahan menjaga Ibunya. Belum lagi tempat yang tidak cukup nyaman untuk ditiduri.

"Nanti besok akan saya bawakan kasur kecil," ucap Aezar sebelum keluar dari ruangan.

"Mari ikuti saya." Mereka pun berjalan menuju ruang Dokter.

"Permisi!!"

"Masuk!!"

"Tuan Aezar, ada apa kemari?" ucap sang Dokter ketika melihat siapa yang memasuki ruangannya.

"Dia pendonor, cek!!"

"Baik, hasilnya akan keluar nanti malam!"

Tanpa berkata apapun Aezar keluar dari ruangan menuju parkiran. Entah kenapa perasaannya mengatakan bahwa terjadi sesuatu di rumahnya.

Benar saja saat sampai rumah, ia mendengar kemarah Leta. "Minggir, saya ingin keluar!!" ucap tegas Leta yang dihadang oleh para bodyguard. Ini adalah perintah dari Aezar sendiri.

Dia tidak ingin ada keributan di rumah saiit dan mambuat semuanya menjadi semakin runyam. Mata Leta tak sengaja melihat Aezar.

"AEZAR, CEPAT SURUH MEREKA MELEPASKAN MOMMY!!"

Aezar berjalan mendekat dan memerintahkan mereka untuk melepaskan Ibunya. Namun, saat terlepas dari kukungan boduguard, Leta justru dipegangi Aezar dan membawanya masuk kembali ke dalam kamar.

"Mommy, tenang dulu. Ada yang ingin aku bicarain."

"Kalau mau bicara tentang pelakor itu lebih baik tidak usah," ucap ketus Leta.

Aezar hanya menghiraukan perkataan Leta. Ia pun duduk di sebelah Leta yang masih mengontrol dirinya. Sudah 15 menit hanya ada keheningan.

"Setelah aku bicara, terserah Mommy akan bersikap seperti apa. Aku juga tidak menyalahkan sikap Mommy, tapi aku juga tidak bisa membenarkannya. Orang yang Mommy pelakor sedang sekarat, apa bisa disebut perebut? dia sedang bertaruh nyawanya untuk putrinya, apa bisa disebut perebut? dia selalu memejamkan matanya, tidak bertatap dengan Daddy atau bahkan menggoda, apa bisa disebut perebut?"

Kata demi kata Aezar lontarkan perlahan dengan nada serendah mungkin. Jika ia ikut emosi Ibunya pun begitu, karena sifat mereka itu sama, keras kepala.

"Asal Mommy tahu, Daddy di sana hanya mengurus putrinya. Bahkan Daddy jarang makan, karena mengurus putrinya yang sedang sedih. Bayangkan jika salah satu dari kami yang merasakan atau bahkan Mommy yang merasakan, apa Mommy sanggup melewatinya sendiri?"

Bungkam dan diam adalah sikap yang dilakukan Leta sejak Aezar membuka suaranya. Memang selama ini tidak ada yang mampu melawan perkataan Aezar. Karena semua yang Aezar katakan adalah kebenaran.

"Mungkin tidak, itulah gunanya seorang keluarga mendukungnya. Aku putri Daddy punya keluarga selain Daddy dan Ibunya?"

Kenapa sedari tadi Aezar menyebut Senja Putri Abi? karena Leta tak suka nama Senja disebut-sebut. Terkadang Leta sampai mengamuk dan membanting barang yang berada di sekitarnya.

"Kurasa tidak, karena setahuku dia sebatang kara. Lalu, jika Ibunya meninggal nanti siapa yang menjaga. Apa Daddy tega melantarkannya? sedangkan dirinya hidup dengan kemewahan. Daddy berada di sana karena ia merasa itu adalah tanggu jawabnya sebagai Ayah. Hanya itu Mom, seperti Daddy bertanggung jawab sebagai kepala keluarga di sini," ucap Aezar. Ia meraih pundak Leta dan mengelus lembut pipi Ibunya.

"Hanya itu, Mommy tidak perlu meragukan kesetiaan Daddy dan asal Mommy tahu, Daddy di sana tidak napsu makan juga karena Mommy."

"Kenapa?" jawab lirih Leta.

"Daddy memikirkan kondisi Mommy di sini, Daddy takut Mommy akan marah seperti tadi. Daddy takut bahwa Mommy akan meninggalkannya nanti. Jadi, Mommy jangan meragukan Daddy, ya? karena Daddy sangat mencintai Mommy," ucap Aezar mengakhiri perkataanya yang panjang untuk pertama kalinya.

Saat akan menarik Leta dalam pelukannya sebuah telpon memecahkan suasana. "Hallo Dad?"

"Iya, Aku ke sana sekarang!!"

"Mom, maaf ada sesuatu terjadi di rumah sakit. Varent akan tetap di rumah menemani Momny." Aezar keluar tanpa menunggu balasan dari Leta.

Tanpa keduanya sadari ada yang mendengar pembicaraan mereka secara sengaja. Ia memandang tajam Aezar yang baru saja keluar dari ruangan.

"Sialan!!" umpatnya sebelum pergi dari sana.

Sedangkan Varent baru saja pulang selepas esksul basketnya dan melihat suasana rumah yang sunyi.

Setelah bersih-bersih Varent memilih untuk pergi ke taman belakang rumah. Ia juga sudah mendapat sms dari Aezar agar tetap berada di rumah.

Ternyata di taman itu ada Dena dan Leta. Varent berjalan mendekat dan bergabung dengan mereka. "Ibu-ibu lagi gosip, ya?" ucap goda Varent.

"Varent, jangan buat Mama marah," balas ketus Dena. Sebenarnya mereka terkejut dengan kedatangan Varent yang tiba-tiba itu.

"Iya-iya." Varent tudak mau isis dompetnya menjadi taruhan hanya karena kejahilannya.

Ia pun memilih duduk di atas rumput dengan jarak sedikit jauh dari Dena dan Leta. Namun, Varent masih mendengar suara mereka.

"Jadi, apa mbak mau mencoba menerima semuanya?"

Sepertinya Varent tahu apa yang sedang mereka bicarakan. Ini mengenai ... Senja .
































832 Kata

Jangan Lupa Vote N Komen dan baca cerita Arissa yang lain.

Order Novel Arissa yuk, judulnya "WHERE IS MY DADDY, MOM?"  tertarik😉? bisa pesan dengan :

Form pemesanan

•> Nama lengkap :
•> Alamat lengkap:
• Jalan :
• Rt/Rw :
• Kelurahan :
• Kecamatan :
• Kota/kabupaten :
• Provinsi :
•> Judul buku :
•> Nama paket :
•> No hp :
•> Ekspedisi :

Kirim ke no +62 857-3351-8064

Yuk buruan diorder!!😇



ORDER Novel Arissa YUK!!🎉🎉

Judul : JENDELA KAMAR

Tertarik? pesan dengan

Yang mau ikutan bisa isi form di bawah!!👇

Format pemesanan:

Nama :
Alamat lengkap :
No. Hp :
Judul Buku :
Jumlah Pemesanan :
Ekspedisi :

Kirim form di atas ke nomor +62 858-7559-8283

Yuk buruan order😇

👇👇👇👇👇👇

Senja " Di Siang Hari " Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang