Saat ini Athaya sudah sampai di parkiran rumah sakit. Dengan tergesa-gesa Athaya turun dari motor sportnya dan berjalan cepat masuk ke dalam.
"Sus-"
"Athaya?"
Suara itu membuat Athaya mengalihkan pandangannya. "Bang Aezar."
"Mau jenguk Senja?" Athaya pun mengangguk sebagai jawaban.
"Ikut saya," ucap Aezar singkat.
Athaya pun menurut dan mengikuti langkah Aezar dari belakang. Sampai di depan ruangan samar-samar terdengar suara orang mengobrol.
"Assalamualaikum!" ucap Aezar dan Athaya secara bersamaan.
"Waalaikumsalam!"
"Dad, kenapa tidak mengabari?" tanya Aezar seraya duduk di sebelah brankar.
"Daddy, baru mau telpon kamu. Sesaat setelah kejadian Daddy terlalu panik untuk memikirkan yang lain, lagi pula tanpa diberitahu kamu sudah berada di sini kan?"
"Lagi pula Abang kan punya bawahan yang selalu ngabarin," sahut Varent ikut menimbrung.
"Tha, sini duduk!" titah Varent melihat sahabatnya hanya berdiam diri.
"Ah, iya." Athaya pun duduk di sebelah Varent.
"Jadi, bagaimana bisa terjadi seperti ini?"
"Huh, Daddy tidak tahu pasti bagaimana awalnya. Tapi, Daddy melihat Mommy Leta, Mami Dena, dan Senja berada di tengah tangga. Posisinya Mami Dena berada di bawah Mommy Leta dan Senja. Daddy hanya melihat Mommy Leta dan Mami Dena bertengkar memperebutkan Senja. Mengatakan bahwa Mami Dena berkhianat dan sebagainya. Sampai Daddy berteriak dan membuat Senja terjatuh dari atas," terang Abi sesuai dengan apa yang ia lihat.
"Kalau itu sebelum itu aku lihat, walau aku melihat saat Mommy Leta menyeret Senja menuju tangga, ya walau tidak melihat sejak awal. Sampai Mami Dena melihat dan ingin memberhentikan Mommy Leta sebelum akhirnya mereka bertengkar," sahut Varent.
"Kenapa kalian tidak memberhentikannya?" tanya Aezar dengan datar.
"Karena kondisinya tidak memungkinkan, mereka bertiga berada di tangga yang sangat jelas beresiko terluka. Tapi, aku tak menyangka justru akan terjadi hal seperti ini," timpal Gara.
"Apa sudah melihat CCTV?" tanya Athaya yang sedari tadi menyimak.
"Akan saya lihat!" Aezar segera membuka ponselnya yang memang terhubung dengan CCTV di mansion.
Tiba-tiba saja suara deringan terdengar dari ponsel Athaya. "Saya permisi sebentar!"
Athaya bangkit dan berjalan keluar dari ruangan untuk mengangkat telepon.
"Halo?"
"...."
"Sebentar Ma, sekarang aku ada di rumah sakit."
"...."
"Nggak, lagi jenguk temen. Lagi pula hari ini tryoutnya sudah selesai."
"...."
"Iya, aku pulang sekarang."
"...."
"Waalaikumsalam!"
Tut ... tut ....
Setelah menyimpan ponselnya Athaya kembali masuk untuk berpamitan.
"Om, Bang, Rent, saya pamit pulang dulu!"
"Loh, cepat sekali," sahut Abi.
"Iya, disuruh Mama pulang," jawab Athaya.
"Iya sudah, hati-hati di jalan!" Athaya mengangguk sebagai jawaban.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja " Di Siang Hari "
Teen Fiction(FOLLOW AUTHORNYA DULU OKEY!!) Senja seorang gadis berusia 16 tahun, dia adalah gadis yang ceria dan ramah. Ia memiliki orang tua yang lengkap, namun ada yang yang janggal. Ayahnya tak pernah menginap di rumah selama 16 tahun Senja hidup. Memang set...