Terlihat Aldi yang sedang membantu Salju berkemas untuk persiapan keberangkatan Salju ke Jerman yang tinggal dua hari lagi.
Di lubuk hati Aldi paling dalam sebenarnya tidak menginginkan Salju jauh darinya tapi Aldi tidak boleh egois karena ini semua untuk kesehatan Salju.
"Apa tidak ada yang kamu mau beli sebelum berangkat?" Tanya Aldi.
Tapi Aldi tidak mendapatkan jawaban apapun dari Salju. Saat Aldi memalingkan wajahnya ke arah Salju, Aldi pun terdiam saat melihat Salju duduk dengan merenung.
Aldi berdiri dan menghampiri Salju yang duduk di atas kasurnya. Aldi duduk di samping Salju sambil mengelus kepala Salju dengan lembut.
"Kenapa?" Tanya Aldi lembut.
"Aku tidak mau pergi Aldi." Ujar Salju dengan wajah yang tertunduk.
"Salju, bukankah kita sudah sepakat kalau kamu harus pergi untuk pengobatan."
"Kenapa kamu menginginkan aku pergi Al? Apa kamu tidak menyukaiku lagi?" Ucapan Salju membuat Aldi menghela nafas berat.
"Salju tatap aku. Apa kamu tidak percaya dengan ku? Aku melakukan semua ini demi kamu Salju." Aldi dengan lembut menaikkan wajah Salju berhadapan dengannya.
"Apa kamu pikir aku rela melepaskan mu untuk kedua kalinya? Aku melakukan semua ini karena aku ingin melihat Salju ya memiliki sejuta warna yang ingin aku lindungi." Lanjut Aldi.
Mata Salju yang sudah berair sejak tadi pada akhirnya air mata itu pun keluar tanpa perintah mengalir di pipi lembut Salju.
Aldi melihat Salju menangis langsung menarik tubuh Salju ke dalam pelukkannya.
Aldi tidak tau permainan takdir apa lagi yang mengikat mereka berdua, Aldi tidak ingin Salju pergi jauh darinya tapi keadaan memaksanya untuk merelakan Salju pergi untuk sementara.
"Maafkan aku Aldi, aku tidak bermaksud untuk meragukan mu." Salju memeluk tubuh Aldi erat sambil mencengkram kuat hoodie Aldi.
"Iya, aku tau Salju. Tapi percayalah aku akan tetap selalu menunggumu pulang. Saat waktunya itu tiba, aku tidak akan membiarkan kamu pergi dari sisiku lagi." Aldi mencium kepala Salju lembut.
Aldi berusaha kuat dihadapan Salju, Aldi tidak ingin menunjukkan kesedihannya agar Salju tidak bimbang untuk pergi pengobatan.
Beberapa waktu kemudian Aldi pun melepaskan pelukkan Salju. Tangan Aldi terulur merapikan rambut Salju yang berantakan karena sehabis menangis.
"Udah jangan nangis lagi, entar tuyul kesayangan aku jadi jelek." Aldi mencubit gemas pipi Salju.
"Ih apaan sih, kok aku dibilang tuyul." Salju pun memasang wajah cemberut dan Aldi semakin di buat gregetan.
"Karena kamu bocil hahaha." Aldi semakin menjadi menggoda Salju.
Salju yang kesal pun langsung melayangkan tatapan tajam, tapi Aldi yang melihat tidaklah takut melainkan sangat menggemaskan.
"Astaga Salju! Awww!" Tanpa di duga Salju mengigit pipi Aldi hingga meninggalkan bekas gigitan.
"Wleee, makanya jangan bikin Sal kesal dong!" Salju menjulurkan lidahnya seraya memasang wajah imutnya.
Salju langsung berlari keluar dari kamar meninggalkan Aldi yang tertawa geli melihat kelakuan Salju ke kanakan.
"Salju! Kamu zombie ya?! Haha." Teriak Aldi.
"Hah...kenapa pacar gue sangat menggemaskan. Pengen gue karungin aja." Guman Aldi.
***

KAMU SEDANG MEMBACA
Alsa (END)
Genç KurguAldi Mahesa adalah cowok berparas tampan menjadi idola semua siswi SMA Ganesha. Aldi adalah orang yang paling ditakuti karena ia adalah pemimpin "GENG DEVIL". Aldi sangat anti dengan perempuan kecuali terhadap Legi Wijaya teman masa kecil dan cinta...