Always Lie

2.2K 303 38
                                    

Setelah kejadian di toko buku, Aldi mengantar Salju pulang ke rumah. Sekarang Salju sedang berdiri di balkon kamarnya sambil memandang ke langit untuk melihat hamparan bintang yang sangat indah di malam yang gelap.

Entah kenapa setelah mendengar ucapan Devan yang di toko buku itu membuat perasaan Salju risau dan ragu pada Aldi.

Salju sangat senang atas perubahan sifat Aldi padanya yang menjadi baik, tapi itu terkadang membuat Salju penasaran.

Bagaimana bisa Aldi yang dulu sangat membenci dirinya sekarang malah menyukainya, apa lagi Salju tau dulu Aldi sangat mengejar Legi.

“Apa sebenarnya tujuan Aldi?” tanya Salju pada dirinya sendiri.

Di tempat lain Aldi baru saja sampai di rumah, Aldi mengerutkan dahinya bingung karena mobil eyangnya ada di halaman rumahnya. Aldi yang masih bingung pun memilih masuk ke dalam rumah untuk melihat.

Ketika Aldi masuk ke ruang tamu, Aldi melihat orang tuanya dan eyang putri duduk disofa.

Nara yang melihat kedatagan Aldi pun memberi kode untuk duduk bersama dengannya lambaian tangan. Hanya bisa menghela nafas Aldi menuruti panggilan bundanya itu.

“Aldi, eyang putri ingin berbicara dengan mu.” ujar Gilang.

“Ada apa eyang?” Aldi sangat terkejut mendengar ucapan papahnya itu yang mengatakan bahwa eyang putri ingin berbicara dengan dirinya.

Eyang putri hanya bisa menatap  sendu cucunya itu, eyang putri sangat merasa bersalah dengan Aldi.

Karena salah paham selama ini membuat eyang putri membenci Aldi tanpa sebab, eyang putri sudah menyalahkan kematian Yuda pada Aldi yang bahkan bukan kesalahannya.

“Aldi...maafkan eyang...hiks...hiks...” eyang putri tidak bisa lagi membendungkan air matanya.

“Eyang? Eyang kenapa menangis?” Aldi segera beralih menghampiri eyang putri. Aldi sangat bingung kenapa eyang putri menangis dan meminta maaf kepadanya.

“Maafin eyang untuk kesalahan eyang selama ini Aldi, eyang sudah sangat salah selama ini.”

“Minta maaf untuk apa eyang? Bahkan eyang nggak ada salah sama Aldi.”

“Eyang sudah salah, karena eyang sudah menyalahkankamu Aldi atas kematian Yuda.” Aldi sangat terkejut dengan permintaan maaf eyang putri padanya.

Selama ini Aldi tidak pernah mempermasalahkan eyang putri menyalahkan dirinya atas kematian Yuda, Aldi hanya membenci keluarganya yang lain yang hanya ikut-ikutan membenci dirinya.

Aldi yang melihat eyang putri menyatukan kedua tangannya untuk memohon maaf kepadanya membuat Aldi tertegun.

Aldi pun langsung memeluk dengan hangat eyang putri, dan eyang putri membalas pelukkan Aldi.

“Eyang tidak salah, memang Aldi yang menyebabkan Yuda pergi. Jika saja malam itu  Aldi tidak ikut balapan liar, maka Yuda tidak akan menggantikan posisi Aldi dalam balapan itu.” ujar Aldi lembut.

Nara yang mendengar ucapan Aldi membuat Nara tidak bisa menahan rasa sedihnya.

Nara sangat tau Aldi selama ini selalu menyalahkan dirinya sendiri atas kematian Yuda, Nara sangat beruntung mempunyai anak-anak yang saling melindungi seperti Yuda dan Aldi.

“Tidak Aldi, kamu tidak salah. Ini semua adalah takdir dari Tuhan, eyang sudah salah menyalahkan diri kamu Aldi.” ucap eyang putri seraya melepaskan pelukkan pada cucunya itu.

“Sudahlah eyang, yang berlalu biarlah berlalu. Sekarang kita harus mendoakan yang terbaik utuk Yuda.” Aldi mencoba menguatkan eyang putri agar tidak terpuruk atas kesalahan masa lalu.

Alsa (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang