Pagi yang cerah ini memperlihatkan Salju yang menggunakan dress berwarna putih sedang bersimpuh dimakam Yuda.
Salju menaruh sebuket mawar putih di atas makam Yuda. Tangan Salju terulur mengusap batu nisan Yuda dengan penuh kelembutan bagaikan menyentuh wajah Yuda secara langsung.
Tiba-tiba Salju teringat saat Yuda memberikan kejutan ulang tahun padanya.
Di saat itu Yuda sedang mempersiapkan kedatangan Salju dari perlombaan melukis, Yuda mempersiapkan sebuah ayunan di pohon besar di belakang sekolahan. Yuda dengan penuh ketulusan menghiasi ayunan itu menjadi cantik.
“Kamu ingat waktu kejutan ulang tahun aku, muka kamu penuh sama cream manis.” Salju berbicara pada batu nisan Yuda seakan-akan Yuda bisa mendengarnya.
“Yuda, kenapa aku harus di pertemukan dengan Aldi? Sekali lagi takdir mempermainkan aku Yud.” air mata yang sudah dia tahan sedari tadi akhirnya pun keluar mengalir dengan deras di pipi Salju.
Rencana Tuhan tidak bisa di tebak, Salju tidak pernah menduga bahwa dirinya akan bertemu dengan adik dari laki-laki yang amat dia sayangi. Hal yang terburuk bahwa adiknya itu lah pelaku yang membuat Yuda pergi untuk selamanya.
Salju menangis disamping makam Yuda hingga tidak menyadari bahwa ada Nara di belakang Salju.
Nara menatap Salju dengan tatapan sendu, Nara bisa melihat bahwa Salju sekarang dalam keadaan yang sangat rapuh.
“Nak...” panggil Nara sambil menyentuh pundak Salju.
“Bunda?” Salju sangat terkejut ketika melihat keberadaan Nara ada di belakangnya.
“Bunda tidak tau bahwa Yuda memiliki sosok yang sangat menyayanginya seperti ini.” Nara memeluk Salju singkat dan dengan lembut Nara mengusap kepala Salju.
“Salju, kamu harus tau bahwa bukan Aldi penyebab kecelakaan Yuda. Aldi tidak bersalah Salju.” Nara menggenggam tangan Salju erat.
Tapi Salju dengan cepat menarik tangannya dari genggaman Nara, dengan gelengan kepala Salju seolah-olah tidak mempercayai ucapan Nara.
Nara bingung harus mengatakan apa lagi kepada Salju agar percaya bahwa bukan Aldi pelaku penyebab Yuda meninggal.
“Tidak bunda, jika saja Aldi tidak membuat masalah dengan ikut balapan liar itu maka Yuda tidak akan menggantikan posisinya. Bahkan Yuda sampai sekarang ada di samping kita.” Salju tetap menyalahkan Aldi dan itu membuat Nara sedih.
“Tapi Salju-”
“Cukup bunda, sekarang aku harus pulang.” Salju langsung mengambil tangan Nara dan menciumnya, setelah itu Salju pun pergi begitu saja tanpa mengatakan apa pun.
Nara hanya bisa menatap kepergian Salju yang mulai menjauh dari pandangannya.
Nara duduk di samping makam sambil menyentuh rumput hijau yang rapi di atas makam anak sulungnya itu.
Perasaan bersalah menyelimuti Nara, Nara ingin sekali mengatakan yang sebenarnya bahwa bukan Aldi yang menyebabkan Yuda meninggal.
Tapi karena janji dengan suaminya, Nara tidak bisa mengatakan itu karena untuk menjamin keselamatan Aldi.
“Esa, bunda harus apa? Bunda ingin mengatakan yang sebenarnya pada Salju, tapi di satu sisi keselamatan Aldi terancam.” Nara sangat dilanda kebingungan untuk memilih.
*Alsa*
Nampak Elvano dan Bara sedang berada di cafe. Mereka berdua asik melakukan rutinitas seperti biasanya yang tak lain adalah bermain game.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alsa (END)
Teen FictionAldi Mahesa adalah cowok berparas tampan menjadi idola semua siswi SMA Ganesha. Aldi adalah orang yang paling ditakuti karena ia adalah pemimpin "GENG DEVIL". Aldi sangat anti dengan perempuan kecuali terhadap Legi Wijaya teman masa kecil dan cinta...