Darah

3.5K 508 136
                                    

Sinar pantulan lampu membuat mata Salju terpaksa terbuka dengan pelan, Salju merasa kepalanya sangat pusing.

Ketika kesadaran Salju mulai kembali, Salju terkejut ketika melihat ruangan gelap yang hanya di terangi dengan cahaya lampu yang redup.

Ketika Salju ingin berdiri, ternyata tangannya sudah terikat. Salju pun ingat bahwa waktu dirinya di jalan pergi ke sekolah tiba-tiba ada yang mencegatnya dan menutup mulutnya dengan kain.

“Akhirnya lo sudah bangun.” Sontak Salju langsung melihat ke arah kanan, betapa terkejutnya Salju melihat sosok orang yang mau mencelakainya pada saat Aldi yang meyelamatinya.

“Lo mau apa?!” ucap Salju ketika orang itu sudah berada di hadapan Salju.

“Gue hanya menggunakan lo sebagai umpan, gue hanya ingin membalas perbuatan teman cowok lo yang sudah matahin tangan gue.” ujar laki-laki itu dengan senyum seringai liciknya.

“Apa maksud lo brengsek!”

“Lo sebagai umpan supaya Aldi datang kesini, gue tau lo orang yang special baginya jadi dia pasti akan ke sini.” Salju sangat terkejut dengan ucapan laki-laki itu.

Salju tak pernah menduga kalau masalah itu akan menjadi seperti ini, Salju sekarang sangat khawatir dengan keadaan Aldi.

Tiba-tiba laki-laki itu mencengkram wajah Salju kasar hingga membuat Salju kesakitan.

Seketika Salju merasakan ketakutan ketika dia melihat laki-laki itu mengeluarkan pisau lipatnya.

Laki-laki itu mengarahkan pisau lipatnya ke wajah Salju, Salju yang ketakutan pun tanpa sadar mengeluarkan air matanya.

“Apa gue hancurin aja wajah lo?” laki-laki menyeringai licik tanpa memperdulikan Salju yang sudah sangat ketakutan.

“Hstttt!...” Salju meringis kesakitan ketika laki-laki itu menggoreskan pisau ke lehernya.

Salju sangat tak menduga bahwa laki-laki itu berani melukainya. Laki-laki itu tertawa dengan keras ketika melihat wajah Salju yang menahan kesakitan.

Brakkk!!!

Salju dan laki-laki itu di kejutkan dengan pintu yang tiba-tiba di dobrak, alangkah terkejutnya Salju melihat Aldi lah yang mendobrak pintu itu.

Setelah Aldi masuk tidak lama kemudian Lintang dan yang lain pun datang.

Aldi yang melihat Salju menangis pun membuat dirinya tertegun, ketika Aldi melihat leher Salju mengeluarkan darah seketika wajah Aldi menggeram menahan amarah. Lintang yang melihat darah keluar dari leher Salju sangat terkejut.

“Lo apain dia bangsat!!!” teriak Lintang dengan emosi.

“Lintang lo tenang dulu, kalau lo maju sekarang Salju semakin dalam bahaya.” Rangga menahan tangan Lintang agar tidak menyerang laki-laki itu lebih dulu.

Aldi dengan wajah datarnya maju dengan langkah perlahan. Salju sangat tida percaya ketika dia melihat Aldi ada di depannya untuk menyelamatkan dirinya, tanpa sadar Salju menangis tanpa suara.

Langkah Aldi terhenti ketika melihat Salju yang semakin menangis.

“Apa mau lo?” tanya Aldi pada laki-laki itu.

“Gue mau bermain-main dengan lo.” jawab laki-laki itu dengan santai.

“Gue mau lepasin cewek itu dulu, baru gue ikutin ucapan lo.”Aldi mencoba bernegosiasi dengan laki-laki itu agar Salju tidak dalam bahaya.

Tanpa di duga laki-laki itu melepaskan ikatan tangan Salju. Salju yang merasa ikatan tangannya sudah terlepas, ia pun langsung berlari menuju Aldi dan memeluknya dengan erat.

Alsa (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang