“Al, gue punya rencana buat jebak Devan.” ujar Rangga.
“Apa rencana lo?” tanya Aldi yang penasaran.
“Rencananya, biarkan Devan dekat dengan Salju. Ketika waktunya udah pas gue akan mudah cari bukti di sekitaran Devan.” mata Aldi melebar saat mendengar rencana Rangga.
“NGGAK! Gue nggak setuju! Lo tau Devan itu nekat, bahkan Legi aja jadi sasaran amarahnya. Terlalu beresiko untuk keselamatan Salju!” bentak Aldi.
Aldi sangat tidak setuju dengan rencan Rangga yang untuk membiarkan Devan untuk mendekati Salju.
Devan adalah orang yang sangat berbahaya, apa lagi Aldi sudah mengetahui bahwa Devan lah dalang dari kecelakaan Yuda .
Karena itu Aldi tidak ingin mengambil resiko tinggi untuk membiarkan Devan bisa mendekati Salju.
Semenjak melihat apa yang terjadi pada Legi karena ulah dari Devan, Aldi sangat takut jika Salju terluka karena obsesi Devan yang berlebihan.
“Hanya itu cara satu-satunya, karena untuk memancing Devan keluar hanya Salju orangnya. Karena Salju lah orang yang sangat ingin dia miliki. Lo jangan khawatir Al, gue sama Hasta akan jaga Salju.” ujar Rangga mencoba memberikan pengertian pada Aldi.
“Gue takut kalau Salju terluka karena gue lagi.” Rangga yang melihat ketakutan di wajah Aldi sangat paham, Aldi hanya terduduk tanpa bersemangat di hadapan Rangga dan Hasta.
“Lo jangan khawatir, selagi lo masih berjauhan dengan Salju maka gue sama Rangga yang jagain dia.” ucap Hasta menyakinkan Aldi.
Aldi hanya bisa menghela nafas berat dan detik kemudian Aldi menganggukan kepalanya singkat.
Aldi menyetujui rencana Rangga dan Hasta untuk memancing Devan menggunakan Salju.
Meskipun masih ada rasa takut, Aldi harus terpaksa mengikuti rencana itu untuk menangkap Devan ke penjara dan memberikan bukti nyata pada Salju bahwa bukan dirinya yang menyebabkan Yuda kecelakaan.
“Gue mohon lo pada harus jagain Salju dengan baik.” pinta Aldi dengan nada memohon.
“Pasti!” jawab Rangga dan Hasta serentak.
“Oke, kalau gitu gue balik duluan.” setelah berpamitan dengan sahabatnya Aldi segera keluar dari markas dan masuk ke dalam mobilnya.
Aldi membawa mobilnya dengan kecepatan sedang, Aldi pergi membawa mobilnya tanpa tau arah tujuan.
Sekarang menunjukkan pukul 11 malam dan Aldi masih berada di jalanan. Tanpa Aldi sadari dirinya sudah berada di tempat balapan liar.
Aldi pun keluar dari mobilnya dan berjalan melihat orang-orang yang bersiap-siap untuk melakukan pertandingan.
Seketika Aldi teringat di tempat ini lah untuk terakhir kalinya Aldi bisa berbicara dengan Yuda.
Aldi melangkahkan kakinya berjalan menjauh dari garis start. Malam ini Aldi sangat merindukan saudaranya itu, hingga sekarang Aldi berdiri di toar-toar di mana Yuda tergeletak bersimbah darah.
“Maafin gue Esa, seharusnya gue dengerin nasehat lo malam itu. Karena gue, bunda sama papah kehilangan ahli waris dan karena gue Salju kehilangan orang yang dia sayang.” ucap Aldi dengan air mata yang mengalir keluar, meskipun wajahnya terlihat datar tapi sorot mata Aldi terlihat sangat terluka.
“Al.” panggil Bara dari belakang dan membuat Aldi dengan cepat menyeka air matanya yang ada di pipi.
“Apa lo masih menyalahkan diri lo sendiri?”
“Bukan urusan lo.”
“Apa ini karena Salju? Ayolah Al, kalau cuman karena cewek itu nggak percaya sama lo buat apa lo kejar.”sontak Aldi menarik baju Bara dengan kasar.

KAMU SEDANG MEMBACA
Alsa (END)
Novela JuvenilAldi Mahesa adalah cowok berparas tampan menjadi idola semua siswi SMA Ganesha. Aldi adalah orang yang paling ditakuti karena ia adalah pemimpin "GENG DEVIL". Aldi sangat anti dengan perempuan kecuali terhadap Legi Wijaya teman masa kecil dan cinta...