Basket

6.8K 1K 806
                                    

Sedari tadi, Aldi memperhatikan Lintang yang sedang senyam-senyum sendiri menatap layar handphonenya.

Ia baru kali ini melihat Lintang yang seperti ini, Aldi pun bergidik ngeri melihat Lintang yang tersenyum sendiri seperti orang gila.

“Lin, lo nggak gila kan?” Tanya Aldi sambil menggaruk kepalanya yang sebenarnya tidak gatal.

“Al, akhirnya gue bisa jalan sama Salju!” Ujar Lintang yang begitu excited.

Aldi yang mendengar pun memutar bola matanya dengan malas.

Entah kenapa Aldi begitu kesal mendengar nama Salju apalagi ketika mengingat dimana Salju menyiraminya dengan jus melon dikantin.

“Apa sih bagusnya tuh cewek?” Ucap batin Aldi melihat Lintang yang begitu menyukai Salju.

“Lo tau. Salju itu beda sama cewek yang lain, dia itu cewek unik yang bisa bikin orang berubah karena senyumannya aja.” Ucap Lintang seraya menatap langit biru di tengah lapangan basket.

“Lo suka sama dia?” Tanya Aldi.

“Bukan hanya suka, tapi gue cinta sama dia.” Ujar Lintang menjawab dengan tegas.

Aldi yang mendengar jawaban Lintang pun semakin membuat dirinya penasaran dengan sosok Salju yang bisa membuat seorang Lintang anggota DEVIL tergila-gila dengannya.

“Siapa lo sebenarnya Salju?” Tanya hati kecil Aldi.

Dan ketika Aldi melihat arah koridor matanya pun bertemu dengan mata coklat milik Salju. Mata Aldi mengunus tajam ke arah Salju dan sedangkan Salju hanya membalas dengan wajah datarnya.

Salju yang ditatap seperti itu pun memilih melanjutkan langkahnya menuju kelas.

Ketika Salju berjalan dari arah berlawanan Legi menghampirinya.

“Sal, soal kemarin gue minta maaf atas kelakuan Aldi ke lo ya.” Ucap Legi penuh sesal.

Salju yang mendengar Legi yang meminta maaf pun tertawa kecil. “Apaan sih Le, santai aja kali gue juga udah tau sifat dia kek gimana.”

“Makasih ya Sal...” Ucap Legi tulus dan di balas Salju dengan anggukan kecil.

“Kalau gitu gue mau ke kelas ya.” Pamit Salju dan meninggalkan Legi sendirian di koridor.

Legi menatap punggung Salju dengan tatapan yang sulit yang diartikan. Dan entah kenapa Legi merasa kurang suka dengan Salju.

“Apa gue egois, kalau gue nggak suka Salju dekat Aldi?” Gumam pelan Legi.

Tiba-tiba Legi dikejutkan dengan sebuah tangan yang merangkul pundaknya dari belakang.

Dan ketika Legi berbalik betapa terkejutnya bahwa sosok yang merangkul pundaknya itu adalah Aldi.

“Hei, liatin apa sih? Serius banget kayanya.” Ucap Aldi.

“Bukan apa-apa.” Jawab Legi dengan senyuman manisnya.

“Al! Pulang nanti gue nebeng ya. Papah nggak bisa jemput katanya.” Pinta Legi dengan wajah memelas membuat Aldi tertawa geli.

Aldi pun mengacak rambut Legi gemes. “Iya-iya, pokoknya princess tenang aja. Lo mau kemana aja gue anter dengan senang hati.” Ujar Aldi.

Legi yang mendengar ucapan Aldi pun berdecih kesal.

“Yaudah deh, kalau gitu gue ke kelas dulu ya babang tamvan!” Ucap Legi seraya mengejek Aldi yang begitu menyebalkan menurutnya.

Legi berlari kecil pergi meninggalkannya, Aldi pun tertawa melihat kelakuan lucu Legi. Aldi terus menatap Legi sampai menghilang dari pandanganya.

“Le, kapan lo bisa nerima gue?” Gumam Aldi.

Alsa (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang