LUKISAN

4.7K 785 384
                                    

“Yuk Sal kita pulang.” Ajak Tania sambil menggendong tasnya.

“Nggak bisa, karena gue harus ke sanggar seni buat latihan bikin sketsa buat lomba.” Jawab Salju dengan wajah lesunya.

“Eemm kalau gitu semangat dong, kan cita-cita lo jadi pelukis handal.” Ucap Amanda menyemangati Salju yang tidak bersemangat.

Tania dan Amanda heran karena tidak biasanya Salju tidak bersemangat tentang melukis.

Yang Tania tau Salju sangat menyukai melukis bahkan keluarga Salju setiap tahunnya selalu mengadakan pameran lukisan di galeri keluarganya.

“Iya, makasih banget loh udah di semangatin.” Ucap Salju dengan senyuman tipisnya.

“Nah gitu dong! SEMANGAT!!!” Ujar Tania.

Ketika Salju dan kedua sahabatnya keluar dari kelas, mereka di kejutkan dengan Aldi yang berdiri di samping pintu kelas.

Aldi berdiri dengan wajah datarnya dan membuat Tania dan Amanda heran kenapa Aldi bisa ada didepan kelas mereka ini.

“Lama banget lo keluar.” Ucap Aldi menatap tajam ke arah Salju.

“Gue nggak minta lo datang ke kelas gue.” Jawab Salju dengan kesal.

“Gue tunggu lo di sanggar!” Ujar Aldi dan langsung pergi begitu saja ke arah sanggar seni tanpa memperdulikan Salju yang sudah emosi dan kesal.

“Dasar cowok bunglon! Tadi baik sekarang jadi bar-bar lagi.” Ucap Salju dalam hati.

“Jadi Aldi partner lukis lo kali ini?!” Tanya Amanda dengan wajah terkejutnya.

“Iya.”

“Kok bisa?” Tanya Tania heran. Salju pun hanya bisa menggelengkan kepalanya pelan.

Salju sendiri pun bingung kenapa dia bisa dipasangkan dengan Aldi dalam lomba kali ini.

Sebenarnya Salju ingin menolak tapi Salju sangat ingin ikut lomba itu karena lomba itu adalah cara karyanya bisa diakui.

Karena tidak ingin membuat masalah dengan Aldi, setelah berpamitan dengan kedua sahabatnya Salju langsung berlari kecil menuju sanggar seni.Tania melihat Salju berlari kecil pun tersenyum tipis.

“Gue harap dia bisa gantiin posisi  Yuda di dalam hidup lo.” Ucap hati Tania.

Ketika Salju sampai di depan pintu sanggar seni, dengan pelan Salju membukanya.

Salju melihat Aldi yang sudah mulai menggambar pun menghela nafas pelan. Dengan pelan Salju duduk di hadapan Aldi dan mengeluarkan peralatan menggambarnya.

Tanpa mengeluarkan suara, Salju mulai menggambar sketsa dengan serius. Kalau sedang menggambar, Salju sangat fokus sampai dia tidak menyadari kalau Aldi sedari tadi melihatnya dengan intens.

Mata Aldi seperti terkunci yang hanya bisa melihat Salju untuk sekarang. Aldi pun heran dengan dirinya sendiri, Aldi tak bisa mengalihkan pandangannya pada Salju. Menurutnya Salju terlihat sangat cantik kalau diam seperti ini.

Tanpa sadar tangan Aldi menggoreskan sesuatu di kertas kanvasnya. Mata Aldi terus menerus melihat wajah Salju.

Dan tanpa sadar Aldi malah menggambar wajah Salju. Dengan cepat Aldi menyembunyikan gambaran itu dalam tasnya.

“Kenapa gue bisa kelepasan gambar tuh cewek sih.” Ucap Aldi dalam hati yang heran dengan dirinya sendiri.

Tok...Tok...Tok...

Suara ketukan pintu membuyarkan konsentrasi Salju dan lamunan Aldi. Salju dan Aldi penasaran siapa yang mengetuk pintu sanggar seni.

Tidak lama kemudian nampak Lintang dan Legi dari balik pintu itu.

Alsa (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang