Korban

2.7K 404 96
                                    

Hari ini sangat terasa melelahkan karena hari ini setelah pulangan sekolah Salju harus berlatih melukis di sanggar seni. Salju berulang kali menghembus nafasnya kasar karena sudah hampir satu jam Salju belum mendapatkan inspirasi yang bagus untuk lukisannya.

Tangan Salju sekarang sudah penuh cat lukisan bahkan di wajahnya juga ada sedikit bekas cat. Di saat Salju pusing dalam memikirkan inspirasinya, tiba-tiba pintu ruangan sanggar seni terbuka menampakkan sosok Aldi dengan membawa sebotol minuman soda yang dingin.

Seketika wajah Salju menjadi berseri ketika melihat sosok Aldi yang sekarang sudah duduk di sampingnya. Dengan senyuman ceria Salju menatap wajah Aldi yang cuman datar menatap dirinya.

“Kenapa wajah kamu jadi kaya gini?” Aldi membersihkan wajah Salju yang terkena cat lukisan dengan sapu tangan miliknya.

Melainkan menjawab pertanyaan Aldi, Salju hanya tertawa kecil membuat kedua matanya menyipit. Aldi yang melihat tingkah laku Salju yang begitu menggemaskan tidak bisa menahan dirinya untuk tidak mencubit hidung mungil Salju.

“Kaya anak kecil tau nggak, sampai kotor kaya gini.” omel Aldi.

“Ya kan namanya aja ngelukis. Tapi aku masih cantik kan?” Salju memasang tampang polosnya dengan kedua tangan yang menakup dagunya.

“Iya, makanya mau aku karungin.”

“Enak aja di karungin!”

Aldi tidak bisa memungkiri bahwa Salju memang lah cantik, Aldi sangat menyukai sikap Salju yang sudah mulai dekat dengannya.

Hal yang paling di sukai Aldi dari Salju adalah senyuman manis Salju, rasanya Aldi tidak ingin orang lain melihat senyuman manis milik Salju itu.

Tanpa di duga Aldi memegang kedua pipi Salju, dan detik itu juga jantung Salju terasa seperti ingin lepas. Aldi menatap Salju dengan wajah yang dingin, dan itu membuat Salju tidak tahan melihat mata Aldi maka dari itu Salju mencoba mengalihkan pandangannya.

“Ayo kita pulang, ini udah sore.” ajak Aldi dengan suara melembut.

“Aku masih harus latihan Al.”

“Aku bilang kita pulang!”

“Tapi-”

“Salju dengarkan aku, kamu butuh istirahat. Jika kamu masih bingung dengan inspirasi, aku siap untuk mencari inspirasi itu. Seperti halnya yang kamu bilang aku dunia inspirasi kamu yang baru, aku akan selalu membuat kejutan warna baru dalam hidup kamu Salju.” Aldi segera memotong ucapan Salju.

Salju menatap kagum pada Aldi, karena untuk pertama kalinya ada orang yang mengatakan hal seperti itu bahkan Yuda tidak pernah mengatakan hal itu padanya. Aldi mengambil tangan Aldi yang berada di pipinya dan menggenggam erat di pangkuannya.

“Ayo kita pulang.” ujar Salju seraya tersenyum tulus. Aldi yang melihat pun ikut tersenyum juga.

Aldi pun membantu Salju membereskan peralatan lukisnya. Aldi juga memasangkan jaket ke tubuh mungil Salju, dengan sabar Aldi menarik resleting jaket itu hingga menutupi tubuh Salju. Salju merasa Aldi sangat perhatian dengan dirinya.

“Sekarang kamu terlihat  seperti kelinci yang penurut.” Aldi menepuk kepala Salju pelan.

“Enak aja!” Salju yang kesal pun memukul lengan Aldi tapi hanya di tanggapi Aldi dengan kekehan kecil.

Setelah perdebatan kecil itu Aldi menarik tangan Salju pelan keluar dari ruang sanggar seni menuju parkiran. Aldi harus segera mengantar Salju pulang karena hari ini Aldi ada pertemuan besar antar geng DEVIL dan ANGEL.

*Alsa*

Nampak Devan berjalan di rumah yang cukup besar, dan terdapat para bodyguard di penjuru rumah itu.

Alsa (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang