“Sal, yuk buruan larinya!” teriak Tania yang sudah cukup jauh di depan dari Salju.
“Iya-iya bentar...” Salju berlari menuju Tania yang ada di depannya dengan berlari kecil.
Pagi minggu ini Salju terpaksa ikut menemani Tania untuk berlari pagi, karena Amanda yang selalu menemani Tania tidak bisa menemani karena Amanda harus pergi ke rumah eyangnya.
Dan karena paksaan Tania, Salju harus menemani Tania. Padahal Salju sangat malas untuk berlari pagi, Salju lebih memilih rebahan di kamar sambil membaca buku novelnya dari pada berlari mengeluarkan keringat.
Sekarang Salju dan Tania berada di kursi taman untuk beristirahat sambil minum air mineral yang baru saja mereka beli.
Terlihat wajah Salju mengeluarkan keringat yang banyak, tiba-tiba Salju mendengar suara tangisan anak kecil.
“Anak siapa tuh nangis?” Tania melirik kanan dan kiri mencari sumber suara tapi tidak menemukan siapa pun.
Salju melihat bayangan kecil di bawah pohon membuat dirinya penasaran. Salju pun berjalan ke arah pohon tersebut, sedangkan Tania mengikuti Salju di belakang sambil memegang tangan Salju karena takut.
“Sal gue takut, itu bukan suara tuyul nggak sih.” Tania semakin mengeratkan pegangannya pada Salju.
Sedangkan Salju hanya diam mengabaikan ucapan Tania. Ketika Salju sudah sampai di bawah pohon, Salju di kejutkan dengan sosok anak laki-laki kecil yang menangis sambil memeluk kedua lututnya.
“Adek kenapa nangis.” Salju menghampiri anak kecil itu, dengan lembut Salju mengusap rambut anak laki-laki itu.
Anak laki-laki itu tidak menjawab pertanyaan Salju, dia malah memeluk Salju dengan erat.
“Waduhhh ini mamanya kemana sih, masa iya anak seganteng ini di buang.” ujar Tania.
“Hustt! Nggak gitu juga kali, mungkin aja mamanya pergi bentar.” Salju pun menggendong anak laki-laki itu untuk menenangkannya.
“Atlas!” seketika Salju dan Tania pun berbalik melihat orang yang bersuara memanggil nama Atlas.
Betapa terkejutnya Salju dan Tania melihat sosok Aldi lah yang memanggil nama Atlas tersebut.
Aldi berjalan menghampiri Salju, sontak membuat Salju gugup ketika Aldi begitu dekat dengannya.
“Kenapa keponakan gue bisa sama lo” tanya Aldi.
“Apa? Keponakan lo?!” Tania sangat terkejut ketika Aldi menyebutkan anak kecil itu adalah keponakannya.
“Ini sebenarnya Aldi itu keturunan apa sih? Kenapa pada ganteng semua.” tanya batin Tania.
“Gue nggak tau kalau dia keponakan lo, tadi gue cuman liat dia nangis sendirian di bawah pohon.” jawab Salju yang masih memeluk Atlas dalam gendongannya.
“Tadi gue nggak sengaja ninggalin Atlas sendirian, makasih lo udah jagain Atlas.” Aldi dengan lembut mengambil Atlas dari gendongan Salju.
Salju pun membalas dengan anggukan kecil, Aldi yang melihat wajah Salju yang gugup pun tersenyum kecil.
Aldi tidak menyangka bahwa Salju bisa dengan mudah menenangkan Atlas, padahal Atlas adalah anak yang tidak suka di sentuh dengan orang asing.
Tapi Salju dengan mudahnya membuat Atlas berhenti menangis dan menggendongnya.
“Sebagai ucapan terima kasih gue akan antar lo berdua pulang.” ucap Aldi.
“Nggak u-”
“Gue nggak nerima penolakan.” Aldi memotong ucapan Salju begitu saja. Tanpa menunggu persetujuan Salju, Aldi langsung menarik tangan Salju menuju mobilnya terparkir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alsa (END)
Novela JuvenilAldi Mahesa adalah cowok berparas tampan menjadi idola semua siswi SMA Ganesha. Aldi adalah orang yang paling ditakuti karena ia adalah pemimpin "GENG DEVIL". Aldi sangat anti dengan perempuan kecuali terhadap Legi Wijaya teman masa kecil dan cinta...