Good

2.7K 458 144
                                    

Hari minggu yang cerah ini, Salju sudah rapi menggunakan dress berwarna putih dengan rambut yang dikuncir kuda.

Setelah merasa sudah rapi, Salju pun keluar dari kamarnya menuju ruang keluarga.

Surya yaitu ayah Salju yang melihat putri bungsunya sudah rapi menggunakan dress di pagi minggu ini pun di buat bingung dan penasaran.

Astrid yang baru saja keluar dari dapur dengan membawa segelas kopi untuk suaminya pun heran melihat Salju yang sudah rapi.

“Anak ayah mau kemana? Mau jalan sama pacar ya?” goda Surya seraya menarik tangan Salju agar duduk di sampingnya.

“Ayah, Salju mau ke makam Yuda boleh?” ucapan Salju seketika membuat kedua orang tua Salju terdiam.

Astrid menatap putri bungsunya dengan tatapan sendu, Astrid bingung bagaimana cara agar Salju tidak terpuruk dengan masa lalunya.

“Boleh kok nak, tapi kamu jangan lupa waktu ya di sana. Siang ini kita harus ke panti jompo.” ucap Surya lembut pada Salju.

“Beneran?! Makasih ya ayah.” Salju yang senang pun langsung memeluk ayahnya dengan erat, Surya yang melihat Salju bahagia hanya bisa tertawa geli melihat tingkat Salju yang lucu.

“Iya...”

“Kalau gitu Salju berangkat dulu ya ayah bunda...”

Salju mengambil kedua tangan orang tuanya, setelah itu Salju berlari kecil menuju garasi di mana mobilnya terparkir.

Salju segera keluar dari kawasan rumahnya dan langsung menuju ke makam Yuda.

Sebelum masuk ke dalam kawasan pemakaman, Salju memberhentikan mobilnya di toko bunga yang berada di depan tempat pemakaman. Salju keluar dari dalam mobil dan langsung masuk ke dalam toko bunga.

“Bu bunga mawar putihnya 10 tangkai ya.” pinta Salju pada penjual bunga tersebut.

“Baik nak...” ujar ibu penjual bunga itu.

Setelah menunggu 10 menit akhirnya bunga mawar putih yang Salju pesan sekarang sudah selesai di rangkai menjadi satu buket bunga yang sangat cantik.

Salju pun segera membayar buket bunga itu, setelah itu Salju langsung pergi menuju makam Yuda.
Selesai memarkirkan mobilnya, Salju pun berjalan menuju makam Yuda.

Alangkah terkejutnya Salju terkejut melihat makam Yuda sudah betaburan bunga mawar merah. Salju duduk di samping makam Yuda seraya mengusap batu nisan Yuda.

“Siapa yang mampir ke makam Yuda ya?” tanya Salju dalam hati.

“Yuda, maafin Sal yang baru bisa datang lagi ke sini. Yuda kangen nggak sama Sal? Kalau Sal kangen banget sama Yuda.” Salju memeluk batu nisan Yuda seraya mengusapnya dengan lembut.

“Sesuai janji Sal dulu sama Yuda, Sal akan ikutin perlombaan lukis di Roma sesuai keinginan Yuda.” ucap Salju dengan penuh tekat yang kuat.

“Ini Sal bawakan bunga mawar putih, bunga mawar putih melambangkan kesetiaan dan awal yang bahagia. Sal berharap Yuda di atas sana bahagia ya, jangan lupa jagain Sal terus.”  lanjut Salju dengan menaruh buket bunga mawar yang dia bawa ke atas makam Yuda.

Setelah itu Salju berdoa untuk Yuda, selesai berdoa Salju melepaskan gelang pemberian Yuda dan menaruhnya di atas makam Yuda.

“Terima kasih Yuda atas segalanya.” ucap Salju, dan setelah itu Salju pun pergi meninggalkan makam Yuda.

Salju keluar dari area pemakaman dan mengendarai mobilnya menuju panti jompo milik keluarganya, yaitu panti jompo cahaya sanjaya.

Ketika Salju menyetir tiba-tiba matanya melihat sosok yan dia kenal sedang mendorong motornya.

Salju pun memberhentikan mobilnya, Salju pun keluar dari mobil dan langsung menghampiri orang yang sedang mendorong motor gedenya.

“Elvano!” tegur Salju dengan menyentuh pundak Elvano.

“Salju?!” Elvano sangat terkejut melihat sosok Salju di hadapannya.

“Motor lo kenapa El?”

“Mogok, lupa servis bulan ini tadi.”

“Masa iya sih motor si ketua BARAGAN mogok hahaha...” ledek Salju.

“Seneng banget ya liat temannya sengsara.” Elvano mencubit pipi Salju gemes, sedangkan Salju masih asik tertawa.

“Gimana lo ikut gue aja, motor lo taruh di warung situ aja gimana?”

“Kemana?”

“Ikut aja dulu, nanti lo juga tau kok.” Elvano yang di buat penasaran dengan Salju pun tertawa kecil.

Elvano pun menaruh motornya di warung kopi yang berada tidak jauh dari mereka. Setelah itu Elvano menghubungi temannya untuk mengambil motornya di warung tersebut.

Alsa (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang