Sekarang Aldi sudah berada di tempat perlombaan melukis, dan tidak hanya Aldi saja tapi sahabatnya dan sahabat Salju pun juga ada untuk memberi dukungan. Hari ini Aldi sangat senang ketika Legi juga ikut mendukungnya.
Tapi yang membuat Aldi gelisah sampai sekarang Salju belum juga datang. Bahkan Lintang dan Tania mencoba menelpon juga tidak ada jawaban apapun.
Terlihat wajah Lintang yang sangat khawatir ketika tau Salju sampai sekarang belum juga datang.
“Lo di mana sih Sal?!” Gumam Lintang sambil menelpon terus menerus no handphone Salju.
“Tuh cewek kenapa belum datang ya?” tanya Aldi dalam hati.
“Aduhhh...maafin gue telat, tadi jalanan macet.”
Seketika semua orang berpaling ke arah suara itu berasal. Dan ternyata orang itu adalah Salju, terlihat Aldi menghela nafas lega ketika melihat Salju yang sampai dengan keadaan baik-baik saja.
Berbeda hal dengan Lintang, Lintang dengan cepat menarik Salju ke dalam dekapan pelukkannya.
Hal itu tak luput dari pandangan Aldi, ada rasa tidak suka ketika melihat Salju yang di peluk dengan hangat oleh Lintang.
“Sal lo nggak papa kan? Jangan buat gue khawatir.” Ucap Lintang seraya mengelus kepala Salju lembut.
“Gue baik kok tenang aja.” Ujar Salju dengan pelan melepaskan pelukkan Lintang pada dirinya.
“Cih! Dasar cewek lelet.” Ejek Aldi seraya menatap Salju dengan datar, sedangkan Legi tersenyum menyeringai ketika melihat Aldi bersikap acuh pada Salju.
Salju menghela nafas pelan ketika mendengar ucapan Aldi. Sebenarnya alasan Salju telat karena kondisi pergelangan tangannya yang semakin memburuk, bahkan Salju pun tidak bisa membawa mobil sendiri.
Aldi pun berjalan menuju ruang perlombaan di ikuti Salju yang sebelumnya berpamitan kepada sahabat-sahabatnya terlebih dahulu.
Dan sebelum Salju masuk kedalam ruangan, Salju menghampiri panitia perlombaan tersebut dan berbicara sesuatu.
Aldi menatap Salju penuh pertanyaan, Aldi sangat penasaran apa yang di bicarakan Salju dengan panitia itu.
Tidak lama kemudian setelah selesai berbicara dengan panitia, Salju pun langsung menghampiri Aldi dan duduk bersebelahan bersiap untuk perlombaan.
“Jaket lo lepas aja dari pada kena marah sama panitianya” Ucap Aldi.
“Nggak papa kok, tadi gue udah minta izin sama panitianya.” Jawab Salju sambil mengeluarkan peralatan lukisnya dalam tas.
Kening Aldi berkerut ketika mendengar jawaban Salju.
“Lo lagi sakit?” Tanya Aldi penuh selidik. Seketika wajah Salju pun menjadi kaku, Salju tidak ingin Aldi menganggap dirinya lemah kalau sampai Aldi tau bahwa dirinya sedang sakit.
“Apaan sih lo, gue sehat gini lo bilang sakit.” Ucap Salju.
Aldi menatap tajam Salju, dengan kasar Aldi menarik tangan Salju dan sontak membuat Salju meringis kesakitan.
Seketika wajah Aldi menjadi datar, dengan cepat Aldi menarik jaket Salju dan betapa terkejut dirinya ketika melihat pergelangan tangan Salju yang memar memerah.
“LO GILA! TANGAN LO KENAPA BODOH?!” Bentak Aldi dan seketika Salju pun terdiam takut sambil menahan sakit tangannya karena cengkraman Aldi yang begitu kuat.
“Lepasin tangan gue.” Ucap Salju seraya menarik tangannya tapi kekuatan Aldi lebih kuat dan Salju pun menghela nafas pelan.
Tanpa di duga, Aldi menyeret Salju ke luar dari ruangan perlombaan. Salju berusaha melepaskan pegangan tangan Aldi tapi tetap saja nihil hasilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alsa (END)
Novela JuvenilAldi Mahesa adalah cowok berparas tampan menjadi idola semua siswi SMA Ganesha. Aldi adalah orang yang paling ditakuti karena ia adalah pemimpin "GENG DEVIL". Aldi sangat anti dengan perempuan kecuali terhadap Legi Wijaya teman masa kecil dan cinta...