Sekarang Tania dan Amanda sedang menunggu Salju di UKS. Karena Salju bersikeras untuk ikut berolahraga membuat kepala Salju tiba-tiba sakit, dan karena itu Tania dan Amanda membawa Salju ke UKS untuk beristirahat sebentar.
“Lo kenapa sih Sal?” tanya Tania yang khawatir melihat keadaan Salju tak seperti biasanya.
“Gue nggak papa kok, pagi tadi gue lupa sarapan aja makanya kepala gue pusing.” jawab Salju dengan senyum cerianya.
“Lo bikin kita khawatir tau nggak sih!!!” omel Amanda dengan wajah yang terlihat imut bagi Salju, hingga membuat Salju tertawa.
“Kalau ada apa-apa bilang sama gue.” Tania sangat khawatir dengan sahabatnya itu.
Sudah beberapa hari ini Salju terlihat lesu, dan Salju selalu mengeluh bahwa kepalanya sedang sakit.
Karena itu Tania merasa ada yang berbeda dengan Salju, Tania merasa Salju sedang sakit.
“Sal, lo sebenarnya sakit apa sih? Kemaren lo bilang kalau lo baru aja keluar dari rumah sakit.” ujar Amanda.
“Gue juga nggak tau, katanya sih gue cuman kecapean aja.” sebenarnya Salju juga bingung, Salju bingung dengan dirinya sendiri.
Beberapa terakhir ini Salju merasa sakit dibagian belakang kepalanya dan juga Salju merasa aneh dengan matanya yang tiba-tiba bisa melihat sekitar berwarna hitam putih.
Terkadang Salju merasakan takut ketika tiba-tiba pengelihatannya menjadi hitam putih. Salju takut jika tidak bisa melihat lagi indahnya dunia yang penuh warna.
Karena Yuda pernah mengatakan bahwa dunia itu menyimpan sejuta warna yang indah bahkan tidak akan muat di canvas. Semenjak itu lah bagi Salju, warna bagaikan kehidupannya sendiri.
“Lo pada jangan khawatir, gue sehat kok.” ucap Salju dengan senyuman manisnya, sedangkan Tania dan Amanda hanya tersenyum tipis mendengar jawaban Salju.
Di saat mereka bertiga asik berbicara, tiba-tiba pintu UKS terbuka dan menampakkan Aldi yang sedang berdiri menggunakan jaket denim.
Mata Salju membulat ketika melihat Aldi berdiri di hadapannya, tapi mata Salju melihat Aldi yang menggendong tas di punggungnya.
“Aldi? Mau kemana?” Salju bingung melihat Aldi yang membawa tas di punggungnya, padahal sekarang masih jam pelajaran.
Sedangkan Aldi tidak memperdulikan pertanyaan Salju padanya, Aldi hanya mengkhawatiri keadaan Salju. Aldi berdiri di samping kasur Salju dengan tangan yang memegang kepala Salju dengan hati-hati.
Tania dan Amanda yang melihat ke khawatiran Aldi membuat mereka tersenyum tipis.
Tania bisa merasakan bahwa Aldi sangat tulus dengan Salju, Tania percaya perasaan Aldi pada Salju bukan karena rasa bersalah atas kematian Yuda.
“Kepala kamu sakit lagi?” tanya Aldi dengan lembut.
“Cuman pusing doang kok.” sahut Salju.
“Kamu baru keluar dari rumah sakit, jangan kecapean. Tolong dengerin aku Salju.” terlihat di mata Aldi kilatan rasa takut. Salju bisa merasakan genggaman tangan Aldi di tangannya sangatlah erat.
Tania dan Amanda yang melihat itu pun memilih keluar membiarkan Aldi dan Salju berbicara berdua.
Setelah kepergian Tania dan Amanda dari UKS, sekarang Aldi dan Salju hanya diam.
Salju diam dengan wajah yang tertunduk sedangkan Aldi diam karena dia sangat takut jika Salju mengalami hal buruk.
Aldi tidak melepaskan genggamannya pada tangan Salju, tapi genggaman tangannya yang erat tadi sekarang berubah menjadi elusan lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alsa (END)
Teen FictionAldi Mahesa adalah cowok berparas tampan menjadi idola semua siswi SMA Ganesha. Aldi adalah orang yang paling ditakuti karena ia adalah pemimpin "GENG DEVIL". Aldi sangat anti dengan perempuan kecuali terhadap Legi Wijaya teman masa kecil dan cinta...