I Believe

2.8K 455 118
                                    

Sekarang Aldi dan kedua orang tuanya sedang sarapan bersama di ruang makan, bunda Nara melihat putranya yang sedikit bersinar membuat dirinya pun heran. Tiba-tiba bunda Nara teringat dengan sosok Salju.

"Aldi..." panggil Nara.

"Iya bunda?" ujar Aldi menghentikan makan sejenak.

"Bunda boleh minta sesuatu nggak?"

"Minta apa bunda?"

"Bunda minta hari ini ajak Salju ke rumah ya." ucap Nara dengan wajah memohon.

Seketika Aldi hampir tersedak mendengar permintaan bundanya. Bagaimana tidak bundanya mengucapkan itu di saat ada papahnya, dan sekarang Gilang pun menatap putranya itu dengan tatapan penuh selidik.

"Salju? Siapa itu Salju?" tanya Gilang.

"Itu te-"

"Salju itu cewek cantik pah temannya Aldi. Anaknya baik, sopan lagi sama orang tua. Calon mantu idaman banget pah!" potong Nara dengan wajah yang sangat senang.

"Jadi, Salju itu pacar kamu? Kenapa nggak pernah kenalin sama papah?" tanya Gilang.

"Belum, lagi tahap ngejar." ucap Aldi dalam hati.

"Jangan dengerin bunda pah, nanti Al usahain ajak Salju ke sini. Kalau gitu Al pamit dulu." elak Aldi dan langsung berpamitan dengan kedua orang tuanya, jika Aldi berlama-lama lagi maka bundanya akan selalu mengucapkan hal yang aneh-aneh.

Sedangkan Nara yang melihat Aldi yang menghidar pun tertawa kecil, Nara sangat tau bahwa putranya itu menyukai Salju, tapi putranya itu hanya saja tidak bisa cara mengekspresikan rasa sukanya itu.

"Bunda jaga anak kita ya. Nanti kalau menurut bunda anak perempuan itu cocok buat Aldi, papah akan lamar anak itu buat Aldi. Karena Aldi akan mewarisi perusahaan, dan Aldi butuh pendamping yang bisa menuntunnya." ujar Gilang dengan penuh keseriusan.

"Iya pah, bunda akan jaga Aldi dengan baik. Bunda tidak ingin kehilangan putra bunda lagi." wajah Nara berubah menjadi sendu, Gilang yang melihat pun langsung merengkuh tubuh Nara ke dalam pelukannya.

Gilang akan menjaga keluarganya lebih baik lagi, karena Gilang tidak ingin kehilangan anggota keluarganya lagi.

Gilang akan memastikan bahwa Aldi yang akan mewariskan perusahaan 'Mahesa Crop', Gilang akan melindungi Aldi agar kejadian seperti Mahesa tidak terulang lagi.

"Akibat terlalu banyak musuh kehidupan anak dan istri ku dalam bahaya." ucap batin Gilang.

*Alsa*

"Wah gila! Itu soal kimia susah kek ujian hidup gue deh." keluh Tania ketika suara bel istirahat berbunyi.

"Gue nggak sanggup lagi sama semua ini." ucap Amanda penuh dramatis.

"Santai aja kali, masih mending soal dari bapak Fahrul dari pada soal bapak Horas." ujar Salju seraya merapikan buku dan alat tulisnya ke dalam tas.

Seketika wajah Tania dan Amanda bergidik ngeri karena mereka tau bagaimana soal buatan bapak Horas.

Soalnya hanya satu tapi jawabannya hampir dua kertas double folio. Tania dan Amanda sangat tidak menyukai bapak Horas.

"Gue lebih milih bersihin WC dari pada ngerjain tugas bapak Horas!" ucap Tania dengan wajah kesalnya. Salju yang mendengar ucapan Tania pun tertawa.

Sekarang Salju sudah tidak menggunakan perban di kepalanya. Meskipun terkadang Salju merasakan sakit di kepalanya tapi Salju dengan mudah mengabaikan rasa sakit itu.

Alsa (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang