Deficiency

3.8K 623 373
                                    

Setelah kejadian di cafe Aldi pun mengantar Salju pulang ke rumah. Ketika mobil Aldi sudah berhenti di depan rumah Salju, Salju pun segera membuka pintu mobil untuk keluar.

Tapi sebelum tangan Salju menyentuh pintu mobil, Aldi segera menahannya.

“Tunggu...” ucap Aldi menahan tangan Salju.

“Apa?” Tanya Salju bingung.

“Gue mau tanya, lo tau dari mana kalau gue ada di rooftop tadi?” tanya Aldi dengan tatapan penuh selidik.

Seketika Salju pun membeku mendengar pertanyaan Aldi. Salju hanya diam sambil mengalihkan wajahnya dari tatapan Aldi. Aldi yang melihat gelagat Salju yang aneh pun membuat dirinya curiga.

Aldi sangat penasaran, kenapa Salju bisa tau bahwa dirinya ada di rooftop tadi, padahal Aldi sangat yakin bahwa tidak ada orang lain yang melihat dirinya ke arah rooftop.

Sekarang Aldi di buat kesal dengan Salju, karena sedari tadi Salju selalu menghindari tatapannya.

“Jawab gue Salju!” ucap Aldi dengan suara sedikit meninggi dan itu membuat Salju tersentak.

“Kalau lo nggak jawab, gue nggak bakalan buka pintu mobil ini!” Lanjut Aldi.

“Lo mau gue jawab jujur atau bohong?” ujar Salju seraya menatap wajah Aldi yang mulai penasaran.

“Ya iyalah jawab jujur TUYUL!” ucap Aldi kesal dengan menjitak kepala Salju gemes.

“Jadi waktu gue di koridor sama Rangga, gue nggak sengaja liat lo jalan putar balik ke arah rooftop. Dan wajah lo kek di tekuk, jadi gue ikutin aja lo ke rooftop.” jelas Salju.

Aldi sangat terkejut dan tak percaya mendengar penjelasan Salju, bagaimana bisa dia sampai tak menyadari bahwa Salju mengikuti dirinya ke rooftop tadi.

“Kepo banget sih lo, sampe ngikutin gue.” ujar Aldi.

“Kaya lo nggak pernah aja kepoin gue!” ucap Salju kesal seraya keluar dari mobil Aldi menuju pintu gerbang rumahnya.

Aldi menggelengkan kepalanya heran ketika melihat sifat Salju cukup aneh di matanya. Ketika tangan Salju ingin membuka pintu pagar rumahnya, Salju berbalik ke arah mobil Aldi.

Salju melangkahkan kakinya menghampiri mobil Aldi dan mengetuk kaca mobil pengemudi. Aldi yang bingung pun langsung menurunkan kaca mobilnya.

“Apa lagi?” tanya Aldi.

“Gue mau bilang makasih buat hari ini, dan gue mau bilang gue suka sifat lo yang sekarang.” ucap Salju dengan senyuman manis yang menampakan deretan gigi putihnya.

Seketika Aldi tertegun melihat senyuman manis Salju dalam jarak yang cukup dekat dengannya. Setelah mengucapkan itu, Salju pun berlari kecil masuk ke dalam pagar rumahnya.

Sedangkan Aldi masih terdiam membeku  seraya menatap pintu pagar rumah Salju. Detik kemudian Aldi menarik nafas lega sambil menyenderkan tubuhnya di kursi pengemudi.

“Hampir aja gue kelepasan megang tuh pipi.” gumam Aldi.

Setelah merasa cukup lega, Aldi pun beranjak pergi dari rumah Salju. Tanpa ada yang sadar sedari tadi Devan melihat kedekatan Aldi dan Salju dari kejauhan. Devan menatap mobil Aldi dengan seringai liciknya.

“Gue pastiin nggak ada yang bisa miliki Salju selain gue!” ucap Devan dalam hati.

Devan menatap rumah Salju hampir beberapa menit, dan setelah itu Devan pun pergi menuju ke suatu tempat yang cukup jauh dari keramaian kota.

Hampir 20 menit lama perjalanan, Devan pun sampai di sebuah gubuk yang terlihat sangat mengerikan.

“Wah! Tumben bos muda datang ke markas.” ujar laki-laki yang bertato menyambut kedatangan Devan.

Alsa (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang