Sekarang Aldi dan semua sahabatnya dalam perjalan menuju tempat dimana Devan menyekap Salju.
Aldi mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi hingga teman-temannya yang lain tertinggal jauh dibelakang.
Tidak jauh dari tempatnya sekarang Aldi sudah melihat bangunan bekas pabrik itu.
Aldi semakin menambahkan kecepatannya, setelah beberapa menit kemudian Aldi pun sampai. Aldi segera turun dari motornya dan berjalan masuk ke dalam gudang itu tanpa rasa takut.
“Devan lepasin! Aldi!!!” terdengar suara teriakan Salju dari dalam, sehingga membuat Aldi langsung mendobrak pintu dengan keras.
“LEPASIN DIA BANGSAT!!!” teriak Aldi keras.
Devan dan Salju terkejut saat pintu gudang di dobrak paksa dan menampakkan sosok Aldi yang sudah penuh emosi.
Devan dengan cepat menarik Salju kebelakang tubuhnya, sedangkan Salju berusaha melepaskan tangannya dari cengkraman kuat Devan.
“Gue nggak nyangka lo bisa nemuin tempat ini, lo pantas di panggil ketua DEVIL.” Ejek Devan tanpa melepakan cengkramannya pada tangan Salju.
“Lepasin Salju sekarang juga!” Aldi berjalan mendekati Devan dan Salju.
Tapi dengan cepat Devan menodongkan sebuah pisau tajam ke arah Aldi, hingga membuat Aldi menghentikan langkahnya.
Wajah Devan sekarang terlihat memucat, tiba-tiba Devan merasakan sakit disekujur tubuhnya.
“Sial! Kenapa situasi seperti ini gue malah membutuhkan obat itu.” Devan mencoba menahankan kesadarannya agar tidak hilang kendali karena tidak mengomsumsi obat-obat terlarang itu.
“Lo maju satu langkah, gue nggak segan-segan buat ngebunuh lo sama halnya gue ngebunuh saudara lo!” Salju yang mendengar pun menjadi takut.
“Aldi! Jangan mendekat, ikutin aja apa kata dia Aldi.” Salju menahan Aldi agar tidak gegabah menghadapi Devan.
“Dengar Devan, gue nggak selemah Yuda yang bisa lo habisin dengan mudah! Gue nggak peduli lo mau nusuk gue atau apa yang pasti lo akan habis ditangan gue karena sudah berani nyentuh milik gue!” ujar Aldi dengan suara dingin yang menusuk.
Devan yang sudah mulai merasa sangat kesakitan tanpa sadar tangannya melepaskan cengkramannya pada tangan Salju.
Merasa tangannya sudah terlepas, dengan cepat Salju melarikan diri dari Devan.
Saat Salju hampir dekat dengan Aldi, Devan dengan cepat menarik tangan Salju dan menahan tubuh Salju di depannya. Devan menahan Salju dengan tangan satunya yang memegang pisau di leher Salju.
“Gue sudah bilang Salju, lo harus ikutin apa kata gue!” ucap Devan dan seketika membuat Salju merinding ketakutan.
“Jangan ancam dia!” Aldi tidak terima Devan mengancam Salju hingga buat Salju sangat ketakutan.
Aldi melihat dengan jelas tangan Salju yang bergetar dan mata yang merah berair.
Tiba-tiba teman-teman Aldi masuk ke dalam gudang dengan di ikuti beberapa polisi yang memegang pistol di tangannya. Devan pun terkejut saat melihat polisi yang sudah mengepung dirinya.
“Lepaskan dia, anda ditangkap atas kecelakaan berencana tiga tahun yang lalu pada korban yang bernama Yuda Mahesa.” ucap polisi yang berdiri disamping Aldi.
“Gue nggak bersalah, Yuda memang pantas mati! Dan Salju hanya untuk gue!” Devan sudah kehilangan kendali dan tanpa sadar pisau yang dipegang Devan menggoresi leher Salju.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alsa (END)
Teen FictionAldi Mahesa adalah cowok berparas tampan menjadi idola semua siswi SMA Ganesha. Aldi adalah orang yang paling ditakuti karena ia adalah pemimpin "GENG DEVIL". Aldi sangat anti dengan perempuan kecuali terhadap Legi Wijaya teman masa kecil dan cinta...