STORY

2.8K 460 119
                                    

Setelah selesai berbicara dengan Lintang, Aldi pun bergegas ke parkiran menghampiri Salju yang sudah cukup lama menunggunya.

Dari kejauhan Aldi melihat Salju yang berdiri di samping mobilnya dengan wajah yang cemberut sambil melindungi wajahnya dengan tangan dari panas matahari.

“Lama ya nunggunya?” ucap Aldi yang sudah berada di hadapan Salju.

“Ini udah ke sekian kalinya gue nunggu lo Al.” ujar Salju dengan nada ketus, Aldi yang melihat pun tak bisa menahan diri ketika melihat wajah Salju yang begitu menggemaskan.

“Maafin gue udah buat lo nunggu lama.” Aldi dengan lembut mengusap kepala Salju, sejenak Salju tertegun mendapatkan perlakuan manis dari Aldi.

Salju menatap wajah Aldi tanpa di duga Aldi pun menatap Salju dengan tatapan lembut.

“Mau ikut ke rumah? Bunda bilang kangen sama lo.” ajak Aldi.

“Eem baiklah.” jawab Salju dengan anggukan singkat, Aldi yang mendengar jawaban Salju pun senang karena Salju menerima ajakannya.

Setelah itu Aldi dan Salju pun masuk ke dalam mobil. Tanpa menunda waktu lagi, Aldi langsung mengendarai mobilnya menuju ke rumahnya.

Membutuhkan waktu 25 menit Aldi dan Salju pun sampai di rumah Aldi.
Selesai memarkiran mobilnya di garasi, Aldi dan Salju pun keluar dari mobil.

Aldi mengajak Salju masuk ke dalam rumah, ketika Aldi membuka pintu rumahnya ternyata Nara sudah berdiri dengan celemek di badannya.

“Eh anak perempuan bunda udah datang.” Nara langsung memeluk Salju, Salju pun membalas pelukan Nara dengan lembut.

“Bunda lagi ngapain kok penuh tepung di celemek?” tanya Salju seraya melepaskan pelukan Nara.

“Bunda lagi bikin brownis, Salju mau ikut bunda bikin brownis nggak?”

“Mau bunda.”

Nara pun sangat senang ketika Salju mau ikut membuat brownis dengan dirinya. Nara langsung menggandeng tangan Salju, tapi ternyata Aldi menahan tangan Salju yang satunya dan itu membuat Nara heran.

“Kenapa Al?” Salju heran kenapa Aldi menahan tangannya.

“Sini lepas dulu tas lo.” ujar Aldi dengan mengambil tas Salju dari pundaknya.

Nara yang melihat putranya bertingkah manis pada Salju pun membuat dirinya tidak bisa menahan tawanya.

Aldi yang merasakan suasana canggung pun langsung melangkahkan kakinya menuju kamar dengan membawa tas Salju.

Nara  tertawa melihat kepergian putranya itu, sedangkan Salju diam dengan wajah yang memerah.

“Udah, sekarang kita ke dapur untuk membuat brownis.” Nara menggandeng tangan Salju ke dapur.

Setelah sampai di dapur, Salju pun memakai celemek yang di berikan Nara padanya.

Nara dan Salju dengan penuh semangat membuat brownis, Nara dan Salju terliat seperti ibu dan anak kandung yang asik membuat kue.

Baju Salju sekarang penuh dengan tepung dan noda cokelat, bahkan wajah Salju pun terdapat tepung.

Tiba-tiba terdengar suara telpon yang berbunyi, Nara pun meninggalkan Salju sendirian di dapur karena harus mengangkat telpon.

Karena brownis sudah di panggang di oven, Salju pun membereskan dapur yang berantakan. Rambut Salju yang tidak terikat membuat Salju kesulitan, tanpa Salju sadari Aldi melihatnya yang sedang membereskan dapur.

“Salju ke sini sebentar.” panggil Aldi dan Salju langsung menghampiri Aldi yang berdiri di samping kulkas.

“Ada apa?” tanya Salju.

Alsa (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang