Meringkuk di sudut kamar adalah jurus satu-satunya untuk menghilang dari dunia. Meringkik layaknya bayi dengan lutut yang bergetar menahan takut.
Menangis diam-diam adalah sebuah bakat nyanyi yang satu-satunya aku bisa. Isakan, lirihan, makian, serta tamparan untuk diriku sendiri.
Senyum adalah sebuah satu-satunya kamuflase yang aku pelajari sejak dini. Ketika orang lain mencaci maki, aku tersenyum menahan diri.
Malas adalah sebuah sifat yang aku tanamkan. Agar yang lain tidak tahu bahwa lemah dan putus asa selalu terpendam.
Diam adalah langkah akhir aku menghadapi dunia. Bukan berarti tak bisa, hanya terlalu takut untuk menyakiti hati lain yang merah menyala.
Karena, aku tahu dikucilkan, tidak dirindukan, takut akan bayangan dan tidak diinginkan adalah hal kejam yang selalu aku rasakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Whelve
PoesieTulisan-tulisan klise yang datang pada saat yang tidak tepat, dan terlintas begitu saja. Ungkapan hati yang sudah hitam, gelap dan tak ingin seorang pun tahu apa yang ia rasakan, kecuali dari tulisan diam-diam. 𝐾𝑎𝑚𝑢 𝑠𝑒𝑙𝑎𝑙𝑢 𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑎𝑑𝑎...
