"Jani"
Aku mengalihkan pandangan dari buku ke layar gawai, "Apa? "
"Kalau aku selingkuh marah enggak?"
"Buat apa?"
"Kamu enggak cemburu?"
"Enggak, cukup tahu diri"
"Jani, kalau aku selingkuh jangan marah. Tandanya aku sedang mencari tanpa mengganti."
Aku berhenti menulis dan menatap ke arahnya, "Maksudnya?"
"Aku enggak mungkin ninggalin kamu."
"Kalau kamu ninggalin aku gimana?"
"Tandanya aku sudah mati"
"Ngawur"
"Jani!"
Aku menatapnya malas, "Iya apa?"
"Kalau aku selingkuh, selingkuhin balik aja. Tapi jangan terlalu dekat. Kalau aku cemburu aku akan membuatnya tidak ada di muka bumi."
"Enggak suka Dilan"
"Aku bukan Dilan. Aku Rafa, yang tiap hari mendengar ocehan enggak bermutu Senjani."
Ya, beginilah ia jika sedang dalam keadaan yang tidak baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Whelve
PoesiaTulisan-tulisan klise yang datang pada saat yang tidak tepat, dan terlintas begitu saja. Ungkapan hati yang sudah hitam, gelap dan tak ingin seorang pun tahu apa yang ia rasakan, kecuali dari tulisan diam-diam. 𝐾𝑎𝑚𝑢 𝑠𝑒𝑙𝑎𝑙𝑢 𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑎𝑑𝑎...