Hai, sudah lama kita tidak jumpa dengan cerita baru tentang hubungan aku dan dia. Aku ingin bercerita, mungkin ini terakhir kalinya menceritakan ia.
Kalian masih ingatkan? Wujud dewa yang sempurna dengan segala hal yang membuat semua perempuan ingin menjadi kekasihnya.
Kala itu, sehabis pulang dari negeri gingseng, dia menelponku, “Halo, apa kabar? Sudah lama tidak berjumpa.”
Aku menatapnya dengan datar, “Apa? Aku capek, Fa.”
"Kenapa?"
"Kamu bohong sama aku"
"Bohong apa, Senjani?"
"Katanya, kamu hanya dia. Nyatanya, kamu bermain belakang dengan yang lain."
Dia diam.
"Aku nyerah, Fa, sama kamu. Aku mau kita nggak berhubungan lagi."
"3 bulan lagi, aku akan menunggumu."
"Jangan, Fa. Aku udah nyerah. Aku cuman mau kamu jaga dia baik-baik."
Dia diam.
"Aku akhiri, Fa. Aku tidak bisa terus seperti ini."
"Kamu tenangin diri kamu, nanti kita bicara lagi, ya?"
"Nggak, Fa. Nggak bisa, kamu terlalu jauh untuk kugapai. Lepasin aku ya, Fa? Aku percaya kamu bisa jaga dia."
"Jani, kamu kenapa sih?"
Aku hanya tersenyum.
"Aku akan menunggumu."
Saluran telpon itu kumatikan dengan mata yang memerah menahan tangis, dan kuakhiri segala kisah yang pernah kita buat.
Senjani A.P

KAMU SEDANG MEMBACA
Whelve
PuisiTulisan-tulisan klise yang datang pada saat yang tidak tepat, dan terlintas begitu saja. Ungkapan hati yang sudah hitam, gelap dan tak ingin seorang pun tahu apa yang ia rasakan, kecuali dari tulisan diam-diam. 𝐾𝑎𝑚𝑢 𝑠𝑒𝑙𝑎𝑙𝑢 𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑎𝑑𝑎...