Malam ini kau mengajakku untuk berjalan-jalan dengan motormu
Aku menerimanya dengan harap; kau akan segera melupakannya
Kau becerita bahwa; kau akan membuatkan puisi-puisi untuknya
Setiap larik yang kau tulis selalu terselip namanya
Kau menanyakan bagaimana pendapatku
Setelah kau memakirkan motormu dan mengajakku makan di pinggir jalan
Aku tersenyum menanggapinya
Walau harapan demi harapan telah punah
Kini, aku melihatmu sebagai dia
Namun, mungkin esok hari aku melihatmu sebagai sahabat
KAMU SEDANG MEMBACA
Whelve
PoesíaTulisan-tulisan klise yang datang pada saat yang tidak tepat, dan terlintas begitu saja. Ungkapan hati yang sudah hitam, gelap dan tak ingin seorang pun tahu apa yang ia rasakan, kecuali dari tulisan diam-diam. 𝐾𝑎𝑚𝑢 𝑠𝑒𝑙𝑎𝑙𝑢 𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑎𝑑𝑎...