Namanya Rafa Mahendra, aku suka memanggilnya Afa. Ntahlah, seakan cocok ketika didengar di telinga. Aku tidak bisa menyebutnya Raf atapun Rafa. Seperti mengalami sebuah kilasan masa lalu yang tak mudah dilupa.
Sosok laki-laki yang dikenalkan temanku melalui gawai yang membuat semuanya tabu. Tak ingin berbicara banyak tentangnya. Karena Afa adalah laki-laki yang membuat kamu lupa akan dunia semu.
Dia menyebalkan, dan lucu saat bersamaan. "Senja, Kamu kalau marah jangan lama-lama," aku bingung.
"Mengapa?"
"Tiga hari saja, nanti dosa."
Aku tertawa, melempar jokes dengan suara datar yang kujawab hanya tulisan "Hh, lucu."
Dia tidak marah, namun ia tidak menelponku saat itu juga. Katanya, "kalau perempuan marah kasih coklat saja."
Dia memberiku foto coklat, dengan kalimat "Kita tidak dekat, maka fotonya saja. Tolong di terima."
Aku tertawa, sesederhana itu jika bersamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Whelve
PoetryTulisan-tulisan klise yang datang pada saat yang tidak tepat, dan terlintas begitu saja. Ungkapan hati yang sudah hitam, gelap dan tak ingin seorang pun tahu apa yang ia rasakan, kecuali dari tulisan diam-diam. 𝐾𝑎𝑚𝑢 𝑠𝑒𝑙𝑎𝑙𝑢 𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑎𝑑𝑎...