Nyatanya aku tidak pandai merangkai kata seperti bagaimana lihainya Antheia merangkai bunga. Menatap bulan dengan mata kosong berharap semua hal baik segera datang. Melupakan hal-hal yang tidak pernah aku inginkan segera menghilang.
Dengan tubuh meringkuk dibawah balutan baju kebesaran milik kekasih. Aku tersenyum dengan pandangan kosong menatap bulan. Purnama malam ini sangat indah dan deburan ombak yang menenangkan jiwa yang lemah.
Aki ingin hidup baru tidak terkurung oleh masa lalu. Perlahan aku bangkit, menatap langit yang dipenuhi sorak semarak kembang api yang terlalu cantik.
Tuhan, ijinkan aku bahagia. Terima kasih telah membuatku hidup ditengah peperangan dan membuatku belajar arti mengikhlaskan. Aku harap, hal baik akan segera datang seperti menanti dirimu pulang...
1 Januari 2021
Mari kita buka lembaran baruYours,
Semesta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Whelve
PoetryTulisan-tulisan klise yang datang pada saat yang tidak tepat, dan terlintas begitu saja. Ungkapan hati yang sudah hitam, gelap dan tak ingin seorang pun tahu apa yang ia rasakan, kecuali dari tulisan diam-diam. 𝐾𝑎𝑚𝑢 𝑠𝑒𝑙𝑎𝑙𝑢 𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑎𝑑𝑎...