Ya, mau bagaimana lagi?
Berbicara pun akan dibungkam.
Menangis pun tidak ada guna.
Lalu sebenarnya kita harus apa, wahai bapak yang mempunyai negara?Katanya, ingin memajukan negeri
Katanya, ingin berdiri sendiri
Tapi, nyatanya korupsi saja tidak diberantasi.
Huftt...Aku harus apa?
Kamu harus apa?
Kita harus apa?
Jika, berpendapat malah dapat bahaya?Memang benar.
Yang kaya semakin kaya
Yang miskin semakin miskin
Dan yang berkuasa semakin berkuasa
Manusia memang seperti itu, tidak puas dengan apa yang ada.Bukankah, Tuan tahu bahwa kami memilih ingin bebas berdemokrasi.
Mengapa rasanya seperti tercekik mati ?
Seperti di todong puluhan pisau yang siap kapan saja untuk menghabisi
Lebih seperti memakan demokrasi
Dan bukankah hanya melemahi negeri?Wahai Tuan yang terhormat,
Entah engkau memang pantas dihormati atau hanya sekedar petisi
Aku berdiri di sini, mewakili seluruh negeri
Meminta demokrasi dengan kesungguhan hati
Bukannya menjerat, mencekik, dan membunuh bangsa sendiri.Sudahlah,
Usai sudah negeri ini
Usai sudah perjuangan ini
Mau bagaimanapun, bukannya elit negeri yang berjanji dan mengingkari?16:14
Aku sekali lagi terjatuh dalam lubang janji.
![](https://img.wattpad.com/cover/119821496-288-k388472.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Whelve
PoetryTulisan-tulisan klise yang datang pada saat yang tidak tepat, dan terlintas begitu saja. Ungkapan hati yang sudah hitam, gelap dan tak ingin seorang pun tahu apa yang ia rasakan, kecuali dari tulisan diam-diam. 𝐾𝑎𝑚𝑢 𝑠𝑒𝑙𝑎𝑙𝑢 𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑎𝑑𝑎...