"Bolehkah aku berharap kisah cinta bak di negeri dongeng ini tak akan pernah berakhir?"
— Jasmine Saras Alkaren —
•••
Rumah Saras tampak sepi tak berpenghuni. Tentu saja karena Kalva masih menginap di rumah temannya dan belum menunjukkan tanda-tanda akan kembali. Saras yang tak ingin kesepian di rumah pun mengajak Aksa untuk menonton film di bioskop mininya. Dulunya bioskop mini itu dibuat oleh Kalva untuknya, tetapi sejak hubungan mereka merenggang, bioskop mini itu tak ubahnya seperti ruangan kosong yang tak pernah dimasuki lagi.
"Selamat datang di rumah Saras, Ssa!" ucap Saras riang, lalu mempersilakan Aksa untuk masuk ke dalam rumahnya.
Lelaki berkacamata itu masuk dengan canggung karena rumah Saras terlihat kosong. Di mana Kalva? Mengapa kakak laki-laki Saras itu tidak terlihat batang hidungnya?
"Di mana kakakmu? Rumahmu terlihat kosong." Aksa menggerakkan tangannya untuk bertanya tentang keberadaan Kalva pada Saras.
"Duduk dulu sini, Ssa." Saras mempersilakan Aksa untuk duduk di sofa ruang tengah. Lelaki itu langsung menurut dan duduk di sebelahnya. "Kak Kalva lagi pergi, dia nginep di rumah temennya karena ada urusan."
"Ah, begitu, ya? Jadi, kamu sendirian di sini?" tanya Aksa.
"Enggak, sekarang 'kan ada Aksa, jadi Saras enggak sendirian lagi," jawab Saras dengan binar ceria yang terpancar dari mata cantiknya.
"Kamu senang aku temani?" Aksa membelai lembut rambut panjang Saras, membuat gadis itu merasa nyaman dan menyenderkan kepala di bahu lebar miliknya.
"Saras seneng Aksa ada di sini," ungkap Saras. Tangannya bergerak mengambil satu tangan Aksa untuk digenggamnya erat. "Ssa? Boleh, enggak?"
Aksa menundukkan kepala, mengintip wajah Saras yang terlihat sedang menikmati kebersamaan mereka saat ini.
"Boleh, enggak, kalau Saras mau Aksa selalu ada di sisi Saras? Aksa jangan pernah pergi. Sekalipun nanti ada masalah yang menimpa hubungan kita, Aksa jangan pernah pergi dari Saras, ya?" Saras menengadah. Tatapan matanya bertemu dengan tatapan polos Aksa yang membuat garis bibirnya tertarik ke atas. Lelakinya benar-benar polos dan berbanding terbalik dengannya. Namun, hal itulah yang membuat Saras secinta ini pada Aksa.
Aksa memang tidak menjawab pertanyaan Saras dengan bahasa isyaratnya, tetapi gadis itu tahu betul apa yang Aksa berusaha katakan padanya lewat tatapan mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] AKSARASSA
Подростковая литература[ TELAH TERBIT | PART MASIH LENGKAP ] "Tuhan memang satu, kita yang tak sama." - A. Darian Aksata "Tolong tanyakan pada Tuhanmu, bolehkah aku yang bukan umat-Nya mencintai hamba-Nya?" - Jasmine Saras Alkaren "Aksa dan Saras hanya ditakdirkan untuk b...