"Seseorang yang peduli akan mendengar dan seseorang yang sok tahu hanya akan melihatnya."
— Gallardo Gerald Devano —
•••
Kaki jenjang Saras melangkah dengan pelan, terkesan sangat berhati-hati ketika memasuki sebuah kamar yang pada pintunya tertulis nama ‘Kalv's Area’. Ternyata pintu kamar tersebut tidak terkunci, jadi Saras bisa melancarkan aksinya dengan leluasa. Namun, di dalam benaknya, Saras bertanya-tanya. Di manakah si pemilik kamar berada? Mengapa tiba-tiba menghilang seperti ini? Saras yakin sekali bahwa tadi ia sempat mendengar suara si pemilik kamar yang sedang bernyanyi lagu ballad.
"Ini dosa, enggak, sih, gue nyelinap masuk ke kamar Kak Kalva diem-diem gini?" gumam Saras ketika sudah berhasil masuk ke dalam kamar sang kakak.
Sebenarnya Saras tidak perlu melakukan hal yang membuat jantungnya berdegup kencang seperti ini. Bisa-bisa dia mati berdiri jika tiba-tiba Kalva muncul dan memergokinya sedang berada di tempat yang tidak seharusnya ia kunjungi saat pemilik kamar tidak ada. Namun, karena sang kakak belum juga mengembalikan asetnya, jadi ia tidak bisa menggunakan laptopnya untuk mencari sebuah informasi. Pun, ponselnya kini kehabisan pulsa dan kuota. Walaupun sebenarnya Saras masih memiliki sedikit uang untuk membeli paket data, tetapi bukannya lebih bagus jika ia bisa berhemat uang sampai hari Senin besok? Lagi pula ia tidak begitu membutuhkan internet jika sedang tidak sekolah.
"Ponsel Kak Kalva mana, ya? Dibawa doi, enggak, sih? Eh, tapi kalaupun enggak dibawa juga, apa password-nya masih sama? Kita 'kan sempat bertengkar kemarin, dia pasti udah ganti password ponselnya," ucap Saras bermonolog. Gadis itu kemudian mencari-cari ke bagian tempat tidur di mana Kalva sering meletakkan ponselnya sembarangan.
"Lah? Eh, enggak apa-apa, deh." Alih-alih menemukan ponsel Kalva, Saras justru menemukan laptop milik sang kakak di bawah selimut tebal. Sebenarnya tidak ada masalah dengan laptop, malah bisa lebih mudah karena Kalva tidak pernah memberi password pada laptopnya itu. Hanya saja mengakses laptop dalam keadaan tak menyala memakan waktu yang cukup lama dibanding dengan mengakses ponsel Kalva yang tak pernah mati.
"Ya udahlah, gas aja," gumam Saras yang langsung duduk di kasur Kalva dan memangku laptop itu di pahanya. Tangannya dengan lihai menyalakan laptop berwarna abu-abu itu hingga akhirnya layar menampilkan wallpaper foto seorang gadis cantik yang tak asing baginya.
Butuh waktu dua detik untuk Saras menyadari bahwa gadis yang ada di wallpaper laptop Kalva adalah Daisy, adik kelas yang suka cari gara-gara dengannya. What the hell?! Bagaimana bisa foto Daisy ada di sini? Apa hubungan sang kakak dengan gadis angkuh itu?
"Tapi ini cewek 'kan lagi deket sama Ketos? Terus kakak gue dianggap apa sama dia?" Wajah Saras mulai memerah membayangkan hal yang tidak-tidak di kepalanya. Sesuatu dalam dirinya tak terima ketika otaknya berpikir bahwa jangan-jangan Daisy telah menyakiti perasaan Kalva. "Bisa-bisanya itu cewek nyakitin kakak gue. Ini enggak bisa dibiarin!"
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] AKSARASSA
Teen Fiction[ TELAH TERBIT | PART MASIH LENGKAP ] "Tuhan memang satu, kita yang tak sama." - A. Darian Aksata "Tolong tanyakan pada Tuhanmu, bolehkah aku yang bukan umat-Nya mencintai hamba-Nya?" - Jasmine Saras Alkaren "Aksa dan Saras hanya ditakdirkan untuk b...