"Setelah kamu pergi, aku baru sadar bahwa kehadiranmu begitu berarti."
— Jasmine Saras Alkaren —
•••
Hari kedua setelah kematian sang kakak, Saras datang ke sekolah dengan penampilan baru. Gadis itu tak lagi mengenakan seragam ketatnya. Sebagai gantinya, Saras membeli seragam baru yang sedikit lebih longgar dan sesuai dengan peraturan sekolah. Rok yang biasanya berjarak sejengkal dari lututnya juga diganti dengan yang lebih panjang. Bahkan, kini Saras mengenakan kaus kaki sebatas betis, tidak lagi mengenakan kaus kaki di bawah mata kaki seperti biasa. Gadis itu benar-benar berubah.
"Walaupun gue udah enggak bisa jalan di samping lo, tapi gue selalu mantau lo dari jauh, kok. Jangan takut. Enggak akan pernah gue biarin satu orang pun ngejahatin lo. No one can touch My Sissy."
Jika kalian bertanya mengapa Saras mengubah penampilannya hari ini, alasannya adalah Kalva. Saras ingin membantu mewujudkan misi Kalva dengan cara mengubah penampilannya agar tak ada lelaki mesum yang berniat jahat padanya. Ya, semalam Saras memimpikan mendiang kakaknya. Di dalam mimpi itu, Saras sedang tertidur, tetapi ia bisa melihat wajah sang kakak yang teduh sedang tersenyum sambil mengelus rambutnya dengan lembut. Setelah puas memandangi wajah Saras, Kalva membungkuk, lalu mencium kening sang adik sambil membisikan kalimat yang kini sudah dihafal Saras di luar kepala. Diam-diam Saras mengulum senyum ketika mengingat mimpinya semalam. Kakaknya itu memang manis.
"Sini lo, Bangsat!"
"Anjing lo, ya!"
"Cari mati lo, hah?!"
Teriakan brutal itu mengejutkan Saras yang sedang asyik bernostalgia tentang mimpinya. Tidak cukup sampai situ, dua orang siswa yang diketahui sedang bertengkar di lantai dua tiba-tiba jatuh merosot dari tangga dan mendarat tepat di depannya. Karena terkejut, Saras refleks mundur beberapa langkah. Bola matanya membulat menyaksikan pemandangan ngeri yang memunculkan tanda tanya besar di kepalanya.
Apa yang membuat Alta bertindak sejauh itu? Leo adalah sahabat mereka. Namun, mengapa lelaki yang dijuluki sebagai partner twins charming Bara itu begitu kalap menghajarnya? Memangnya Leo salah apa?
"Mati lo, Anjing!" desis Alta marah setelah berhasil melumpuhkan Leo dengan bogem mentahnya. Kini bibir sang lawan sobek dan mengeluarkan darah. Pemandangan itu mengundang tatapan ngeri dari beberapa siswi yang mengerumuni mereka.
"Alta! Alta, ya ampun! Alta, you listen to me now! Lepasin Leo!" Saras dengan susah payah menarik Alta dari atas tubuh Leo. Gadis itu tak ingin sahabatnya melukai sahabat mereka yang lain. MOXIE tidak dibentuk untuk saling menyakiti.
"Jangan halangi gue, Ras! Dia pantes dapetin itu!" geram Alta yang berusaha melepaskan diri dari Saras untuk kembali menghajar Leo. Lelaki itu seperti tidak pernah puas dengan tindakannya, padahal sang lawan sudah terkapar dengan wajah penuh bercak darah.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] AKSARASSA
Fiksi Remaja[ TELAH TERBIT | PART MASIH LENGKAP ] "Tuhan memang satu, kita yang tak sama." - A. Darian Aksata "Tolong tanyakan pada Tuhanmu, bolehkah aku yang bukan umat-Nya mencintai hamba-Nya?" - Jasmine Saras Alkaren "Aksa dan Saras hanya ditakdirkan untuk b...