"Jangan membalut luka dengan luka. Itu hanya akan membuat luka tersebut menjadi semakin menyakitkan."
- A. Darian Aksata -
•••
"Anjir! Anjir! Anjir!"
Saras berguling-guling di atas kasur dengan heboh setelah melakukan hal yang membuat jantungnya berdebar sangat kencang. Bisa-bisanya ia salah mengirim foto editannya pada Aksa. Ia memang sengaja mengedit fotonya menjadi dua dengan tulisan yang berbeda, tetapi ia tidak menyangka akan salah mengirimnya seperti ini.
"Untung aja gue gercep ngapus pesannya sebelum Aksa baca. Coba kalo enggak? Aaa! Enggak kebayang!" racaunya heboh sambil terus berguling hingga tubuhnya terbungkus oleh selimut tebal.
Tanpa Saras sadari, foto yang ia khawatirkan tersebut sudah sampai di galeri Aksa karena lelaki itu mengaktifkan fitur simpan file otomatis yang membuat foto tersebut langsung tersimpan ke galerinya walaupun sudah dihapus oleh Saras.
Tok! Tok! Tok!
Suara ketukan pintu membuat Saras terkejut dan langsung turun dari kasur untuk mengecek siapa yang mengetuk pintu kamarnya malam-malam seperti ini. Sebenarnya, tanpa dicek pun seharusnya Saras sudah tahu bahwa orang itu adalah Kalva. Namun, karena gadis itu terlalu sering menonton film horor, jadilah ia berpikiran negatif bahwa yang mengetuk pintu kamarnya saat ini bisa jadi bukan manusia.
Cklek!
Kreeettt ....
"AAAAAKKK!" teriak Saras.
"Berisik, Anjeng!" Kalva yang terkejut dengan teriakan Saras langsung melayangkan pukulan kecil pada bahu sang adik.
"Enggak usah pake nabok, dong, Anjeng!" ucap Saras tak terima. Gadis itu membalas pukulan sang kakak dengan cubitan maut di perutnya hingga kakaknya itu meringis kesakitan.
"Jangan KDRT, dong, Anjeng! Perih banget cubitan lo!" ucap Kalva bak korban KDRT.
"Ya lagian lo ngapain, sih, tiba-tiba muncul di depan pintu kamar gue? Kayak hantu aja! Bikin kaget!" protes Saras.
"Ngapain, kek, terserah gue. Kepo amat bocil!" Kalva dengan seenak udelnya mengacak rambut Saras, lalu masuk ke dalam kamar gadis itu.
"Nih, gue balikin semua aset lo yang pernah gue sita dulu," ucap Kalva yang langsung membuat Saras berlari mendekatinya.
Betapa terkejutnya Saras ketika melihat kunci motor, kartu kredit, serta beberapa kartu ATM miliknya yang berjejer rapi di atas nakas. Akhirnya, kesengsaraan kecil yang ia alami beberapa bulan belakangan ini sudah berakhir. Kalva mengembalikan semua asetnya yang dulu pernah disita oleh lelaki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] AKSARASSA
Teen Fiction[ TELAH TERBIT | PART MASIH LENGKAP ] "Tuhan memang satu, kita yang tak sama." - A. Darian Aksata "Tolong tanyakan pada Tuhanmu, bolehkah aku yang bukan umat-Nya mencintai hamba-Nya?" - Jasmine Saras Alkaren "Aksa dan Saras hanya ditakdirkan untuk b...