O6 | SEKOLAH NERAKA

2.6K 570 72
                                    

"Kalau enggak suka, ya jangan diliat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kalau enggak suka, ya jangan diliat. Lagian suka atau enggaknya lo emang penting? Jangan nempatin diri lo di posisi sulit hanya untuk hal yang sebenarnya bisa lo hindari."

— Jasmine Saras Alkaren —

•••

BUGH!

Pukulan demi pukulan dilayangkan oleh Kalva ke tubuh seorang siswa berkacamata yang tampak pasrah akan keadaan. Anak itu sudah berulang kali menyatukan kedua tangannya di depan dada sambil bersujud di depan Kalva, bermaksud untuk meminta maaf karena telah menumpahkan cairan teh ke almamaternya secara tidak sengaja. Namun, agaknya Kalva tidak mengerti, atau bahkan tidak peduli, lelaki itu justru semakin brutal menghajar targetnya yang lemah dan rapuh.

"Sialan lo! Berani-beraninya anak baru kayak lo cari masalah sama gue! Udah bosen hidup, hah?!" Kalva terus berteriak kepada siswa baru yang hanya diam sedari tadi tanpa perlawanan. Seolah-olah dia telah siap untuk mati jika Kalva tidak membiarkannya lolos hari ini.

"Jawab gue, Bangsat!"

Satu tendangan di bagian perut membuat siswa baru itu meringkuk menahan nyeri yang mendera. Ingin sekali rasanya ia menjelaskan pada Kalva bahwa dirinya tak sengaja melakukan kesalahan yang membuat Kalva semarah ini. Namun, apalah daya, lelaki itu tak memberinya kesempatan barang sekali saja. Tubuhnya terus dihujani oleh pukulan dan tendangan yang membuatnya kesulitan untuk bernapas.

"Bos, dia bisu, Bos. Enggak bisa ngomong." Seorang laki-laki berambut mangkuk berbisik pada Kalva.

"Oh, enggak bisa ngomong, ya?" Kalva tersenyum miring, lalu berjongkok di depan siswa baru itu. Sang siswa sempat berharap Kalva akan mengerti kondisinya dan berhenti melakukan serangan ini. Namun, Kalva tetaplah Kalva. Lelaki itu tidak akan berhenti sampai dirinya merasa puas. "Udah bisu, nyusahin lagi lo! Ngapain, sih, repot-repot pindah ke sini? Lo cuma bakalan bikin citra sekolah ini jadi jelek, tau, nggak?!"

"Saya benar-benar minta maaf. Saya tidak sengaja membuat almamatermu kotor. Sini, biar saya cuci almamaternya. Besok akan saya kembalikan."

"Buset, lo pikir gue ngerti? Lo dan gerakan tangan lo itu cuma bikin gue muak!" cerca Kalva lantas tertawa meremehkan.

Sebelum siswa baru itu sempat mengeluarkan sticky note mini dari saku almamater, Kalva sudah lebih dulu menginjak punggung tangannya dan membuatnya meringis kesakitan. "Buat apa? Cara komunikasi lo aneh, Man! Kayak orang tolol! Lo benar-benar bikin gue--"

"Kalva, stop! Watch your mouth, Jerk!"

Kalva Andrean Dinata. Laki-laki yang mengenakan headband berwarna biru itu menoleh ke asal suara. Adik perempuannya berlari ke arahnya dengan wajah merah penuh emosi. Dengan gaya tengil, Kalva melepaskan korbannya untuk diurus anak buahnya, kemudian berdiri berhadapan dengan Saras.

[✔] AKSARASSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang