11 | HEROIK AKSA

1.9K 477 52
                                    

"Duniaku seolah padam saat sesuatu yang buruk terjadi pada seseorang yang aku sayang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Duniaku seolah padam saat sesuatu yang buruk terjadi pada seseorang yang aku sayang."

- A. Darian Aksata -

•••

Berulang kali Aksa menekan bel pada rumah bercat putih di depannya ini. Namun, tidak ada sahutan sama sekali. Tak menyerah, lelaki berkacamata itu menekan bel sekali lagi, berharap Saras akan segera membukakan pintu untuknya.

Apa dia sedang tidak ada di rumah? Pikir Aksa dalam hati.

Aksa sudah ingin menyerah dan meninggalkan rumah Saras, tetapi tiba-tiba suara pecahan kaca membuatnya membeku di pijakan. Darahnya seolah berhenti mengalir begitu telinganya mendengar teriakan Saras dari dalam rumah tersebut. Tanpa sempat berpikir jernih, Aksa memaksa untuk membuka pintu yang ternyata tidak dikunci sama sekali.

"SAKIT, KAK! AMPUUUUNNN!"

Ya Allah. Dada Aksa terasa ngilu mendengar teriakan Saras yang memilukan. Entah apa yang terjadi pada gadis itu, Aksa tidak tahu. Dengan langkah mengendap-endap, Aksa menyusuri lorong gelap yang terdapat banyak foto keluarga terpajang di dindingnya. Terlihat Saras kecil tersenyum bahagia di sana. Hal tersebut membuat Aksa semakin penasaran dengan gadis berwajah garang itu.

"Lo udah bunuh Mama dan sekarang lo mau bikin beliau kecewa dengan tingkah lo yang kayak gini?!"

BUG!

Oh shit. Aksa memejamkan mata begitu melihat penganiayaan yang terjadi tepat di depannya. Saras duduk di sudut lorong dengan air mata yang membasahi wajah cantiknya, sementara Kalva baru saja melayangkan pukulan pada sudut bibir sang adik. Terlihat darah segar mulai keluar dari bibir gadis itu.

Melihat semua itu, Aksa hanya bergeming di pijakan. Dalam otaknya ia berpikir, bagaimana cara menolong seseorang yang terjebak dalam situasi berbahaya seperti ini? Karena jujur, dirinya tidak pernah melawan saat bunda dan saudara tirinya menyiksanya setiap kali ia membuat kesalahan.

"Tolong ...," lirih Saras. Ditengah rasa sakitnya, gadis itu masih bisa melihat bayangan Aksa yang mengintip di ujung lorong. Entah mimpi atau bukan, Saras tidak tahu. Namun, ia sangat berharap ada seseorang yang akan menolongnya dari tindakan gila Kalva sekarang ini.

Dia sudah menolongku tiga kali. Aku berhutang budi padanya. Akan sangat menyakitkan jika aku tidak menolong seseorang yang sudah begitu baik padaku. Aksa terus menatap Saras yang terlihat sedang menahan sakit di sana.

Tanpa diduga, setitik keberanian muncul dari dalam diri Aksa. Lelaki yang sama sekali tak pandai dalam bidang bela diri itu seolah menantang kematian. Aksa tidak peduli lagi pada keselamatannya. Peduli setan jika ia harus mati di tangan Kalva pagi ini. Yang terpenting, ia harus bisa menyelamatkan Saras dari penganiayaan yang dilakukan kakaknya.

[✔] AKSARASSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang