"Tidak semestinya kita masih mengingat hal yang sudah lama berlalu."
- Jasmine Saras Alkaren -
•••
"Kenapa nih tas lo?"
Saras menoleh saat Bara membawa tas berwarna peach ke depan wajahnya. Ia memandangi tas itu sebentar. Tak ada yang salah. Tasnya memang berbentuk dan berwarna seperti itu sejak awal. Apa maksud Bara menanyakan soal tasnya?
"Kenapa emang? Tas gue emang kayak gitu," jawab Saras enteng, kemudian matanya kembali fokus pada game online yang sedang ia mainkan.
"Liat dulu, Bangsul! Baru komentar!" Bara yang gemas langsung menunjukkan sisi kiri tas Saras yang terdapat noda darah seseorang. Darah itu sudah mengering dan menempel di sana entah sejak kapan.
"Lo berdarah, Ras?" tanya Alta sedikit panik. Rokoknya sampai jatuh saat lelaki itu spontan berdiri.
"Anjir, Ras! Bisa-bisanya noda PMS lo nyampe situ!" Orion berteriak histeris, persis seperti emak-emak yang terlewat diskon menggiurkan.
"Siapa yang berani ngelukain Dewi MOXIE? Biar sini gue cabut nyawanya!" tanya Leo berang. Lelaki itu membanting bidak caturnya dengan keras, membuat Bara yang tengah bermain bersamanya terperanjat kaget.
Memang, di antara anggota MOXIE yang lain, Leo adalah anggota yang paling peduli pada Saras. Lelaki itu dulunya pernah menjalin hubungan dengan Saras. Mereka saling menggenggam, merengkuh, dan menguatkan di tengah kekejaman serta ketidakadilan hidup. Namun, hubungan itu tak berlangsung lama karena Leo dan Saras bertemu tiga orang teman yang bernasib sama seperti mereka. Akhirnya, mereka berlima berkumpul membentuk sebuah geng yang menuntut pengakuan atas keberadaan mereka di dunia.
MOXIE.
Geng tersebut terdiri dari lima anggota. Empat orang laki-laki dan satu perempuan. Saras, satu-satunya perempuan yang berada di geng itu ditunjuk sebagai ketua untuk memimpin mereka. Semuanya menyayangi Saras. Sangat. Baik Orion, Alta, Bara, maupun Leo, mereka semua tidak akan tinggal diam saat ada yang menyakiti Saras, barang sedikit saja.
Jika ada yang menyakiti ketua mereka, dapat dipastikan, malam itu juga pembalasan dendam dilakukan.
MOXIE tidak pernah main-main atas hak milik mereka.
"Ini ...." Saras kebingungan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan itu. Ia sendiri tak tahu mengapa ada noda darah di sisi kiri tasnya. Seingatnya, kemarin ia tidak terluka. Lalu, noda darah siapa yang ia lihat saat ini?
Tidak. Saras tidak boleh menjawab bahwa ia tidak tahu apa yang menyebabkan tasnya terdapat noda darah. Itu bisa membuat teman-temannya berspekulasi bahwa ia telah diganggu oleh seseorang dan akan berakhir dengan pembalasan dendam seperti minggu lalu. Lagi pula Saras benar-benar tak tahu dari mana noda ini berasal.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] AKSARASSA
Teen Fiction[ TELAH TERBIT | PART MASIH LENGKAP ] "Tuhan memang satu, kita yang tak sama." - A. Darian Aksata "Tolong tanyakan pada Tuhanmu, bolehkah aku yang bukan umat-Nya mencintai hamba-Nya?" - Jasmine Saras Alkaren "Aksa dan Saras hanya ditakdirkan untuk b...