O4 | PEMILIK LUKA

3.3K 662 95
                                    

"Aku benci luka karena aku tak memiliki obat untuk menyembuhkannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku benci luka karena aku tak memiliki obat untuk menyembuhkannya."

— Jasmine Saras Alkaren

•••

"Kenapa pipi lo?"

Saras menoleh pada Leo yang baru saja datang dengan membawa segelas kopi di tangannya. Lelaki itu mendaratkan bokongnya di sofa sebelah Saras. Dengan tatapan menyelidik, Leo membuat Saras bergerak tak nyaman.

"Enggak papa, kejatohan ponsel pas nonton YouTube semalem," jawab Saras akhirnya, saat ia merasa tatapan Leo semakin menusuknya.

"Ceroboh," ejek Leo, terkesan sarkas.

"Manusiawi," ralat Saras, membela dirinya. Gadis itu lalu berpindah tempat ke sebelah Orion yang sedang bermain playstation bersama Bara.

"Woi, anjir, sana! Lo nutupin layarnya. Gue bisa kalah nanti!" teriak Orion histeris saat Saras berpindah tempat ke sebelahnya.

"Kalem, Bro!" Bara menepuk-nepuk bahu Orion sambil tertawa kecil.

Tanpa diduga, ternyata Orion sudah kalah dalam permainan tersebut. Bara mengambil kesempatan untuk menyerang player Orion saat Saras berpindah tempat dan menghalangi pandangan Orion tadi.

"Anjing!" Orion baru menyadari bahwa ia kalah dalam permainan tersebut. Lelaki itu membanting joystick miliknya dan menoleh ke samping kanan, menatap tajam Saras.

"Apa?" Saras menatap bingung Orion.

"Gara-gara lo gue kalah dari Bara!" kesal Orion.

"Loh, emang gue ngapain?" tanya Saras dengan wajah polos yang semakin membuat Orion berapi-api.

"Lo ... AHH!" Orion memejamkan matanya, menahan amarah yang memuncak. Tak ingin menyakiti Saras dengan teriakannya, Orion bangkit dari duduk dan pergi ke dapur, menyusul Alta yang sedang menyeduh pop mie.

"Gue ikut, Yon!" Bara mengejar Orion untuk menyamakan langkahnya.

Saat ini MOXIE memang sedang berkumpul di rumah Alta. Rumah yang selalu sepi karena orang tua lelaki itu tak pernah berada di rumah. Satu yang Alta tahu, orang tuanya sangat gila kerja. Dan karena tak ingin rumahnya menjadi 'dingin', Alta sering mengajak sahabat-sahabatnya untuk bermain di sini.

"Iseng, sih, lo! Jadi ngambek 'kan tuh anak!" Leo menyenggol lengan Saras, lalu tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi sang gadis yang kebingungan.

"Ish, gue enggak ngapa-ngapain, tau! Orion aja yang terlalu bucin sama game itu!" ucap Saras membela dirinya.

Leo belum menghentikan tawanya. Hal itu membuat Saras makin kesal karena ia sering menjadi sasaran ledekan lelaki itu.

"Kenapa, sih, Ras?" tanya Leo dengan nada suara rendah, membuat Saras merinding. Apalagi saat ini lelaki itu bergerak maju mendekatinya.

[✔] AKSARASSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang