"Aku menyarankan Jeno melakukan terapi pada psikiater," saran Dokter Ha.
"Memangnya apa yang terjadi?" tanya Donghae.
"Suhu tubuhnya naik karena serangan panik itu adalah gejala ringan. Gejala terburuknya adalah saat dia mengalami sesak nafas dan sulit mengontrol emosinya,"jelas Dokter Ha.
"Apa Jeno memiliki trauma?" tanya Dokter Ha.
Donghae menggeleng.
"Apa benar? Karena serangan panik tidak akan terjadi jika sang pengidap tidak memiliki trauma atau tekanan," ucap Dokter Ha.
Donghae terdiam.
"Aku harap kau pikirkan lagi yang terbaik untuk putramu," kata Dokter Ha sebelum pergi dari ruangan Jeno.
Donghae mendekat pada brankar Jeno. Dia memperhatikan wajah putra bungsunya itu. Dia lelah, selama ini dia lelah selalu kasar pada Jeno. Tapi itu sudah menjadi prinsipnya mendidik anak.
Flashback On
Plakk
"Bagaimana kau bisa menang, jika kau pengecut seperti ini," ujar Ayah Donghae. Saat Donghae berumur 18 tahun.
"A-aku sudah berusaha keras Abeoji," ucap Donghae.
"Usaha?"
Ayah Donghae melempar kertas nilai ulangan pada Donghae, tepat pada wajahnya.
"Hasil seperti itu, kau bilang usaha keras?!"
"Tapi aku juga mendapatkan satu pelajarang yang sempurna."
"Dengan bantuan ini?" Ayah Donghae menunjukkan kertas berisi jawaban.
"Memalukan!"
"Buka bajumu," titah Ayah Donghae.
Donghae menggeleng keras.
Ayah Donghae memaksa Donghae untuk ikut ke ruangannya.
"Aniya... aniya... jebal..."
"Jangan salahkan aku jika bajumu sobek."
Donghae mengepalkan tangannya keras.
Ctakk
Ctakk
Dua pecutan itu berhasil membuat garis merah pada punggung Donghae dan merobek bajunya.
"Kemarikan lenganmu," titah Ayah Donghae lagi.
Donghae hanya pasrah dan menyodorkan lengannya.
Ctakk
Ctakk
"Itu hukuman untukmu yang melakukan kebohongan, dari tangan ini kau berani curang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Some
Fanfiction-SUDAH TAMAT- [ lee jeno with his life ] "Aktingmu itu bagus sekali Jeno~ya." [ꜱᴛᴀʀᴛ : 23 april 2021 >ᴇɴᴅ : 23 Februari 2022] ©Rrantomato