Setelah kejadian kemarin Yeeun semakin menjaga Jeno. Belum lagi, Yeeun tahu penyakit Jeno dan membuatnya lebih menjaga Jeno lagi.
"Nuna kau tidak kuliah?" tanya Jeno.
"Aku sudah mengambil kelas online dan beberapa bimbingan nanti, kau tenang saja. Sekarang kau fokus pada kesembuhanmu saja dulu," ucap Yeeun.
Jeno mengangguk.
"Maaf mer-
Yeeun meletakkan jari telunjuknya pada bibir Jeno.
"Jika ku hitung sudah ratusan kali kau mengatakan itu. Jeno, kau adikku dan kau tidak merepotkan. Jadi berhenti berbicara seperti itu, mengerti?"
"Baiklah," jawab Jeno.
"Oh iya, aku pasti tertinggal banyak pelajaran. Aku juga-
"Jeno, Jaemin sudah menanganinya. Aku juga sudah berbicara pada wali kelasmu."
"Baiklah..."
"Nuna, aku mengingat wanita itu," kata Jeno.
"Benarkah? Siapa dia?" tanya Yeeun.
"Dia..."
Yeeun menutup mulutnya terkejut, "wah wanita itu benar-benar."
"Kau benar-benar gila Donghae... kau membiarkan emosi dan egomu mengendalikanmu. Lihat hasilnya? Kau kehilangan putra dan putrimu. Sampai kapan? Sampai kapan kau akan menyalahkan Jeno atas kematian Tiffany?Mana janjimu yang akan menjaganya?"
Donghae tidak menjawab.
"Aku setuju dengan keputusan Yeeun membawa Jeno pergi. Itu lebih baik daripada dia harus semakin terluka disini. Dan ya, soal hubungan kau dan Jessica... apa kau yakin dengan wanita itu? Bukankah dulu Jessica yang bersikeras untuk bercerai?"
"Jessica kecewa padaku dulu. Jadi-
"Pantas saja jika saat ini dia meminta kembali. Begitu?"
Donghae mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Some
Fanfiction-SUDAH TAMAT- [ lee jeno with his life ] "Aktingmu itu bagus sekali Jeno~ya." [ꜱᴛᴀʀᴛ : 23 april 2021 >ᴇɴᴅ : 23 Februari 2022] ©Rrantomato