Seperti yang diperintahkan tadi, Jeno berada di ruangan Donghae. Beruntung Jeno cepat sadar dari pingsannya, jadi ayahnya tidak akan menghukumnya karena terlambat.
"Kau berkelahi?"
Jeno mengangguk.
"Kenapa kau berkelahi? Berusaha menjadi pahlawan? Jangan hanya karena kau memiliki badan atletis dan bisa melawan kau berkelahi begitu saja," ucap Donghae.
"Tapi-
"Tapi apa? Itu keadaan darurat? Kau bisa menghubungi polisi."
"Menghubungi polisi meski melihat sahabatku sudah sekarat? Begitu? Aku harus menunggu polisi meski sahabatku mati? Begitu?"
"Jeno."
"Buka pakainmu dan berbalik."
Tanpa membantah, Jeno berbalik.
Ctakk
Ctakk
Jeno memejamkan matanya, menahan ringisannya.
"Sudah cukup, kembali ke kamarmu."
Sementara itu, Jaehyun tidak sengaja mendengarnya meringis pelan. Dia memang tidak pernah merasakannya, tapi dia yakin rasanya pasti sakit.
Saat keluar dari ruangan Donghae, Jeno berpapasan dengan Jaehyun. Tanpa senyum atau sapaan,Jeno melewati Jaehyun begitu saja.
"Donghae, apa Jeno sudah pulang? Aku berniat menelponnya tapi sepertinya dia tidak aktif," ucap Siwon di sebrang telepon.
"Dia sudah pulang, mungkin sedang membersihkan dirinya," balas Donghae.
"Yasudah, Donghae kau tidak menghukumnya? Aku tau dia berkelahi. Tapi dia yang menyelamatkan putraku."
"Apa maksudmu?"
"Jaemin di keroyok oleh preman di dekat gang, sebelum komplek. Jeno menolongnya, dia berkelahi dengan para preman itu. Meski malangnya Jaemin harus kecelakaan, tapi tetap saja Jeno menolongnya agar tidak mati di tangan para preman itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Some
Fanfiction-SUDAH TAMAT- [ lee jeno with his life ] "Aktingmu itu bagus sekali Jeno~ya." [ꜱᴛᴀʀᴛ : 23 april 2021 >ᴇɴᴅ : 23 Februari 2022] ©Rrantomato