➢1.2

2K 235 2
                                    

Jeno memejamkan matanya saat tamparan itu melayang ke pipinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeno memejamkan matanya saat tamparan itu melayang ke pipinya. Jeno sedikit meringis, lukanya yang belum mengering sempurna kembali mengeluarkan darah.

"Kau diberikan hukuman ringan dan masih tidak jera?! Bahkan kau berani bertengkar di tempat umum?! Kau mempermalukan keluarga kita hah?!"

Jeno hanya diam. Karena jika ia menjawab, pukulan itu akan kembali melayang.

"Kau ingin merasakan pukulan appa lagi?!"

Jeno menggeleng pelan. Tapi terlambat, Donghae sudah meninju perutnya.

Jeno tersungkur, tubuhnya sudah lemah karena penyakitnya kambuh. Dia tidak bisa memanggil JN karena kondisinya lemah. 

"Kau sudah mempermalukan appa dan sekarang kau mau mempermalukan keluarga ini juga?! Kapan kau bisa jadi lebih baik dan lebih dewasa?!"

"Appa  lelah, Jaehyun harus terapi untuk kakinya. Dia harus selalu dijaga, apakah sulit menjaga dirimu sendiri?"

"Aku juga sakit..."

"Appa ingat, kau ikut lomba olahraga itu bukan? Buktikan kalau kau bisa membuatku bangga," ucap Donghae sebelum pergi

Jeno menundukkan kepalanya. Dia sendiri tidak yakin bisa membuktikan itu pada ayahnya. Besok adalah hari terakhir masa hukumannya. Dia tidak tahu apa yang akan terjadi setelah dia kembali sekolah.

"Jeno~ya kau yakin mengambil semuanya? Itu sangat banyak," ujar Jaemin di sebrang telepon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jeno~ya kau yakin mengambil semuanya? Itu sangat banyak," ujar Jaemin di sebrang telepon.

"Tentu saja, aku tertingga materi selama 3 hari. Sedangkan sebentar lagi aku akan sibuk untuk latihan pertandingan olahraga nanti," ucap Jeno.

"Bagaimana kau mengerjakannya secara langsung? Belum lagi besok kau juga akan menyalin pelajaran yang dipelajari besok. Perlu aku bantu? Aku akan membawa bukumu besok."

"Aniya, gwaenchana. Aku harus mengerjakannya sendiri."

Terdengar helaan napas dari Jaemin.

"Jika kau terus begini, tubuhmu akan lelah. Aku takut kau sakit."

"Tenang saja, kau lihat? Aku masih sehat sampai sekarang."

SomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang