➢0.3

2.6K 286 12
                                    

Jeno sudah bersiap dengan jas hitamnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeno sudah bersiap dengan jas hitamnya. 'Hari peringatan kepergian Ibunya', meski Jeno belum pernah menemuinya. Tapi Jeno yakin diatas sana ibunya selalu menjaganya.

"Eomma, bagaimana penampilanku? Ah tentu saja aku tampan. Karena aku adalah duplikat dari appa," gumam Jeno percaya diri.

Sebenarnya Jeno adalah orang yang aktif dan percaya diri. Dia juga bukan tipe orang yang pemarah jika diganggu. Sifat itu menurun dari Donghae. Namun, sifat itu tertutup karena sifat ambisi belajarnya di sekolah. Tidak heran teman-temannya menganggapnya dingin dan anti sosial, kecuali Jaemin.

Jeno keluar dari kamarnya, saat turun ke ruang tamu. Dia melihat Yeeun dengan dress mini hitam dan Donghae dengan jas hitam serupa dengan Jeno.

"Eoh? Jeno~ya," panggil Yeeun.

Donghae melirik Jeno sebentar.

"Kita berangkat sekarang," ucap Donghae.

Jeno dan Yeeun mengikuti Donghae dari belakang. Donghae dan Yeeun berada di kursi depan, sedangkan Jeno berada di kursi penumpang.

"Bagaimana kuliahmu Yeeun?" tanya Donghae tanpa menghiraukan Jeno.

"Semuanya baik dan lancar appa, oh ya! Lusa aku akan ada projek. Jadi ada kemungkinan aku menginap di rumah teman," ucap Yeeun.

Donghae mengangguk,"sukses untuk projekmu itu."

"Gomawo appa," ucap Yeeun.

Jeno tersenyum melihat interaksi Donghae dan Yeeun. Kapan dia akan merasakannya? Kapan dia akan berinteraksi secara tenang dengan Donghae? Karena selama ini, saat Donghae mengajak Jeno berbicara hanya ada ketegangan dan kecanggungan yang menyelimuti keduanya.

"Jeno~ya, aku dengar kau mengikuti komunitas olahrga di sekolah. Apa itu benar?" tanya Yeeun.

Jeno mengangguk.

"Aku tunggu kau menunjukka bakat atletik mu," ucap Yeeun.

"Nuna..."

"Wae? Tidak apa, aku tidak sabar untuk merekammu. Yak! Kau tahu wajah tampanmu itu tidak boleh di sia-siakan. Paling tidak kau buat sosial media, selain kakao talk."

"Sirreo, aku nyaman seperti ini," balas Jeno.

"Tidak perlu menyuruhnya membuat hal tidak penting. Itu hanya akan membuat belajarnya terganggu," ujar Donghae.

Jeno menunduk, Donghae benar tugasnya hanya belajar dan belajar. Dia tak sepintar kedua kakaknya, tak sebijak ayahnya dan mungkin tak sebaik ibunya. Bahkan Jeno memiliki hal yang dihindari setiap orang termasuk Jeno sendiri.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang