"Kau pulang terlambat hari ini, darimana saja?" tanya Yeeun.
Setelah pulang tadi, Jeno diajak Yeeun ke taman belakang di rumah.
"Aku bersama Jaemin," jawab Jeno.
"Apa itu menyenangkan?"
Jeno mengangguk.
Yeeun meminum minuman miliknya, sedangkan Jeno hanya memegang gelasnya tanpa berniat meminumnya.
"Jeno~ya," panggil Yeeun.
"Eoh?"
"Apa kau bahagia dengan kehadiran ibu baru kita?" tanya Yeeun dengan hati-hati.
Jeno mengangguk.
"Syukurlah..."
Suasana hening. Tapi, Yeeun kembali membuka suara.
"Kau sudah berubah ya..."
"Kau juga," balas Jeno.
Yeeun menatap Jeno.
"Kau juga berubah," ucap Jeno sekali lagi lalu pergi.
Yeeun menunduk.
"Kau benar Jeno~ya, tapi kau harus tau satu hal. Sandiwara ini akan berakhir jika semua fakta itu terungkap. Aku akan pastikan itu," gumam Yeeun.
Jeno berniat ke kamarnya, dia melewati kamar Jaehyun. Langkahnya terhenti melihat Jaehyun yang sedang bersama neneknya.
Terkadang Jeno merasa iri, dia juga ingin merasakan kasih sayang dari neneknya. Meski Jeno tidak pernah mendapat kasih sayang seorang ibu, setidaknya neneknya bisa menggantikannya. Tapi harapan itu pupus, melihat neneknya selalu menatapnya dengan tatapan kebencian. Sampai sekarang Jeno tidak pernah tahu kenapa neneknya bersikap seperti itu.
Jeno hanya tersenyum miris, bahkan dia tidak ingat kapan ayahnya memperlakukannya dengan baik. Yang Jeno ingat hanya hari setelah dia pulang dari rumah sakit. Itupun hanya satu hari, karena keesokan harinya ayahnya kembali berubah. Itu sebabnya Jeno bersikap seperti tadi pada Yeeun. Dia tidak mau lagi berharap. Karena Jeno yakin, jika dia berharap maka besok semuanya akan berubah. Jeno sudah lelah untuk berharap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Some
Fanfiction-SUDAH TAMAT- [ lee jeno with his life ] "Aktingmu itu bagus sekali Jeno~ya." [ꜱᴛᴀʀᴛ : 23 april 2021 >ᴇɴᴅ : 23 Februari 2022] ©Rrantomato