➢0.9

2K 241 12
                                    

"Ada gejala yang kau rasakan?" tanya dokter itu setelah memeriksa Jeno

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ada gejala yang kau rasakan?" tanya dokter itu setelah memeriksa Jeno.

"Dadaku serasa di remas jika selesai latihan olahraga," jawab Jeno.

Dokter mengangguk.

"Apa kau bisa berhenti olahraga itu?"

Jeno menggeleng keras, "itu satu-satunya hal yang membuatku lupa akan masalahku."

Dokter itu menghela napas, "kondisimu akan memburuk jika kau memaksakannya."

"Aku justru menginginkan itu," gumam Jeno yang terdengar jelas oleh dokter.

"Jeno~ya..."

"Cepat buatkan aku resep obat, bukankah setelah ini aku harus ke psikiater. Keluargaku akan curiga melihatku pergi keluar selama ini."

Dia tetap Lee Jeno, manusia lembut namun keras kepala.

"Gomawo Kun hyung," ucap Jeno.

Dokter itu adalah Qian Kun, dokter yang menempuh pendidik S1 di Shanghai dan S2 di Seoul. Menjadi dokter dan menyembuhkan orang adalah tugasnya. Dan ini pertama kalinya dia memiliki pasien langganan yang keras kepala.

"Tunggu Jeno, apa dulu kau mengalami gejala yang sama?"

Jeno mengendikkan bahunya. "Mungkin, aku tidak ingat."

Kun menghela napasnya.

"Jika kau mengalaminya lagi jangan paksakan dirimu, keringat dingin yang membasahi telapak tanganmu salah satu gejala yang terjadi setiap saat dan jangan sampai kau stress, karena itu juga bisa mempengaruhi kinerja jantungmu," pesan Kun.

"Nee."

Jeno keluar dari ruangan  Kun dan pergi ke ruangan psikiater rekomendasi Kun.
Jeno masuk ke ruangan itu.

Ketenangan, hal pertama yang ia rasakan. Wangi dari aroma terapi ia rasakan saat masuk, juga suasana ruangan yang begitu tenang.

"Lee Jeno?"

Jeno mengangguk, kemudian membungkuk sopan.

"Annyeonghaseyo," sapa Jeno.

Psikiater itu tersenyum.

"Silahkan duduk," ajak Psikiater itu, bukan di sebuah kursi formal layaknya dokter dan pasien. Melainkan sofa yang nyaman dengan lilin aroma terapi dan bunga cantik di mejanya.

"Sebelum itu, mari kita berkenalan. Aku Kim Doyoung, kau bisa memanggilku hyung atau senyamanmu saja," ucapnya dengan senyuman yang menunjukkan gigi kelincinya.

Jeno tersenyum, lelaki di hadapannya ini sangat nyaman.

"Kau?"

"Ah aku Lee Jeno," ujar Jeno.

SomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang