Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Maaf baru mengunjungimu," ujar Kun di depan nisan dengan bingkai seorang pemuda yang tersenyum dan guci abu disampingnya.
Sepulang dari Rumah sakit, Kun langsung pergi ke toko bunga untuk mengunjungi adiknya.
Kun, sosok kakak yang bertanggung jawab. Di usianya yang muda, dia sudah sukses menjadi dokter juga memiliki banyak sertifikat perizinan, salah satunya sertifikat izin untuk menerbangkan pesawat atau helikopter.
Kun tersenyum, "Gege lebih menyukai mengunjungimu sebelum malam, karena kita bisa menyaksikan matahari terbenam bersama. Kau menyukai itu kan?"
"Ah tapi sepertinya gege terlambat, ini sudah hampir gelap. Tak apa, sebentar lagi akan ada bintang," ucap Kun.
Kun mendudukkan dirinya di hadapan nisan adiknya.
"Yangyang, kau sudah bertemu mama dan baba? Tolong beritahu mereka agar memperingati kakak keduamu untuk tidak nakal."
Kun terkekeh.
"Aku merindukanmu, baru sekali aku membawamu terbang..."
Flashback On
"Woah! Gege mendapatkan sertifikat untuk menerbangkan pesawat dan helikopter? Wah hebat!" Seru Yangyang.
Kun mengacak rambut adiknya itu.
"Bagaimana jika lusa nanti kita pergi ke landasan?"
"Benarkah?" Yangyang begitu antusias, tapi beberapa detik kemudia raut wajahnya berubah.
"Sepertinya tidak Ge... aku lemah, aku takut akan merepotkanmu."
Kun langsung mendekap tubuhnya adiknya itu.
"Kau akan sembuh," ujar Kun.
"Hey, lihat aku. Kau percaya padaku?"
Yangyang mengangguk.
"Maka dari itu kau harus bisa optimis, kau akan sembuh. Gege akan melakukan apapun untukmu, lusa kita akan pergi ke landasan. Akhir pekan nanti, kita akan melakukan semua yang kau ingin kan."
"Benarkah?"
Kun mengangguk. Yangyang tersenyum senang.
Dua hari kemudian...
"GEGE! PPALLI! KATANYA KAU AKAN MENGAJAKKU KE LANDASAN!"
"Yak! Ini masih sangat pagi," ucap Kun sembari mengucek matanya.
"Cepat mandi! Aku saja sudah tampan," ucap Yangyang dengan percaya diri.
