Some

➢1.4

Sudah hampir 3 hari Jeno dirawat, tapi tidak ada satu pun yang datang dari keluarganya.

"Mungkin mereka sibuk," pikir Jeno.

"Jeno hyung!" Panggil seorang anak berumur 10 tahun.

"Jisungie, apa kabar?" tanya Jeno antusias.

"Aku baik, hyung cepat sembuh ya. Agar aku bisa belajar bola lagi," ucap Jisung.

"Tentu saja," Jeno mengacak rambut Jisung pelan.

"Kau bersama siapa?" tanya Jeno, karena ia hanya melihat Jisung.

"Jaemin hyung, tapi dia sedang pergi ke toilet," jawab Jisung.

"Jisung bagaimana liburan bersama neneknya?"

"Menyenangkan, nenek banyak memberi Jisung makan."

"Pantas saja pipimu berisi," Jeno mencubit pipi Jisung gemas.

Jisung mengerucutkan bibirnya.

"Omo Kiyowo, uri aegi," ujar Jeno dan tentu saja mendapat protes dari Jisung.

"Aku sudah 5 SD," ucap Jisung dengan bangga.

"Aku sudah kelas 2 SMA," ucap Jeno.

"Huh, hyung masih kelas 2 wle," Jisung memasang ekspresi menyebalkan pada Jeno.

"Jisung! Tak boleh seperti itu," ujar Jaemin yang baru saja datang dengan keranjang buah dan  tas berisi buku pelajaran yang diminta Jeno.

"Pesananmu," Jaemin menyerahkan tas itu.

"Gomawo," ucap Jeno.

"Hyung kan sedang sakit, kenapa harus membawa buku pelajaran?" tanya Jisung polos.

"Biasalah dia anak yang ambisius," kesal Jaemin.

Jeno hanya tersenyum. Jaemin memang selalu kesal melihat Jeno yang ambisius dan terlalu penurut.

"Jika eomma tahu dia akan memarahimu."

"Maka dari itu, jangan beritahu dia..."

Jaemin memutar bola matanya malas.

"Kau membawa buah lagi? Ini saja belum habis," ucap Jeno melihat Jaemin meletakkan keranjang buah di nakas dekat brangkar Jeno.

"Eomma bilang kau harus memakan buah segar," kata Jaemin sembari mengupas jeruk.

"Ini," Jaemin menyerahkan jeruk itu pada Jeno setengahnya.

"Terima kasih."

"Aku mau juga," pinta Jisung.

"Ini," Jaemin menyerahkan setengahnya lagi pada Jisung.

"Belum ada yang datang dari rumahmu?" tanya Jaemin.