➢6.2

1.6K 180 11
                                    

Ruang rawat Jeno yang selalu sepi, tiba-tiba menjadi ramai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ruang rawat Jeno yang selalu sepi, tiba-tiba menjadi ramai. Karena kedatangan Jaemin, Lucas dan yang lainnya.

"Kau tenang saja, untuk materi sudah aku catat untukmu. Kau tinggal mempelajarinya saja," ucap Jaemin.

"Terima kasih," ucap Jeno.

Kini, kondisinya sudah lebih baik. Jeno sudah bisa duduk berkat bantuan brankarnya yang dinaikkan.

"Pelatih mencarimu," ujar Lucas.

Jeno tersenyum, "aku sudah berhenti dsri keanggotaan olahraga sekolah."

"Eh? Kenapa? Bukankah kau sangat menyukainya?" tanya Jaemin.

"Aku hanya ingin fokus pada pelajaran sebelum ujian bulan depan," jawab Jeno.

Sementara itu, Lucas menatap Jeno penuh tanda tanya.

"Ah iya, sebelum ujian. Setiap wali kelas akan merekomendasikan beberapa kampus untuk kita. Dan akan merekomendasikan beberapa siswa yang akan menerima beasiswa penuh," jelas Hendery.

"Benarkah? Wah Jeno kau punya peluang,"  ucap Jaemin pada Jeno.

"Sepertinya kita tidak akan ada peluang, mengingat poin kita selalu dikurangi dan terkena catatan hitam," lesu Xiaojun.

"Kenapa tidak? Tidak semua yang lolos ujian masuk CSAT tidak harus siswa ambisi atau pintar saja, yang terpenting adalah niat kita yang bersungguh-sungguh, kejujuran kita dalam mengerjakan, dan semangat," jelas Jeno.

"Benar juga, baiklah terima kasih Jeno," balas Xiaojun.

Jeno mengangguk.

"Lalu, bagaimana jika seseorang mengerjakan CSAT dengan menyontek atau mendapat bantuan dari orang dalam?" kali ini Mark yang bertanya.

"Bukankah sebagian besar yang melakukan itu justru berhasil lolos?" lanjut Mark.

"Tapi mereka akan kelimpungan saat menghadapi dunia yang sesungguhnya. Mereka yang bergantung pada uang dan kekuasaan, tidak akan pernah puas dengan pencapaiannya. Mereka akan terus berusaha dan berambisi menjadi yang paling sukses dan sempurna meski pada akhirnya mereka harus menghancurkan orang lain," jawab Jeno.

"Auh... museowo," Jaemin bergidik ngeri.

Sedangkan Mark menyeringai kecil.

"Seperti ayahmu?"

Semua yang ada disana menatap Mark.

"Apa maksudmu?" tanya Jeno.

"Kau bisa tanyakan pada ayahmu itu," jawab Mark.

"Yak, kenapa kau berkata seperti itu Mark," tegur Hendery.

"Apa aku salah? Aku hanya ingin mengatakan yang sebenarnya saja," kata Mark.

"Tapi tidak dengan situasi ini Mark," bisik Lucas.

Lucas, Hendery dan Xiaojun mengetahui jika Mark memang memiliki masa lalu yang kurang baik dengan ayah Jeno. Meski mereka tidak tahu karena apa. Karena Mark hanya memberitahu jika dia kehilangan keluarganya akibat dari keserakahan Donghae.

SomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang