Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Sudah siap?"
Jeno mengangguk.
Seperti janjinya dengan sang anak, hari minggu ini Donghae mengajak Jeno pergi keluar.
"Ini...pertama kalinya?" tanya Donghae pada Jeno di kursi samping kemudi.
Jeno mengangguk.
"Maaf..."
"Appa tidak pernah berbuat salah," ucap Jeno.
Donghae menggeleng, "appa-"
"Setiap orang tua punya caranya sendiri untuk mendidik, itu adalah cara appa mendidikku," ucap Jeno dengan senyuman.
"Jangan pernah kecewa dengan orang tuamu. Karena apapun yang dia lakukan, dia hanya ingin yang terbaik untuk anaknya."
Jeno selalu mengingat ucapan Siwon. Jeno memang tidak pernah kecewa atau membenci ayahnya. Karena ia tahu, Donghae kesulitan mengurus 3 anak tanpa bantuan seorang istri.
"Terima kasih," Donghae semakin merasa bersalah. Dia selalu lemah melihat senyuman Jeno, putra bungsunya terlalu mirip dengan mendiang Tiffany.
"Appa berjanji, mulai saat ini akan-
"Jangan berjanji, aku tidak mau berekspetasi. Biarkan waktu yang mengaturnya," potong Jeno.
Donghae terdiam.
"Oh ya, appa baru melihat arlojimu..," ucap Donghae mengalihkan pembicaraan.
Jeno menatap lengannya. Dia tersenyum kecil, beruntung karena Donghae tidak mengetahui alat itu.