➢0.1

4.3K 337 53
                                    

Jeno meremat kertas rapor miliknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeno meremat kertas rapor miliknya. Lagi, nilainya tidak memuaskan.

Nama : Lee Jeno
Peringkat : 2 dari 24 siswa

Jeno memejamkan matanya, sebelum akhirnya dia mendapat panggilan dari guru konseling.

"Lee Jeno? Ayahmu sudah tiba, temui di ruang konseling," ujar Kang ssaem.

Jeno bangkit dari duduknya. Sebelum memasuki ruang konseling dia menarik napas, lalu membuangnya perlahan.

"Jeno...," panggil Nyonya Cheon.

Jeno membungkuk pada Nyonya Cheon dan ayahnya.

"Silahkan duduk," ucap Nyonya Cheon ramah.

"Begini Pak, untuk Jeno sejauh ini dia tidak memiliki keluhan atau laporan yang tidak baik. Hanya saja, saya ingin mengatakan jika Jeno memiliki peluang dalam bidang olahraga. Saya sarankan anda untuk memberikannya izin masuk ke komunitas olahraga di sekolah ini," jelas Nyonya Kang.

Sedari kecil Jeno memang aktif di bidang olahraga. Sejak SD dia selalu mengikuti perlombaan di bidang olahraga seperti, atletik, renang, memanah, dan bela diri. Tapi dia selalu menyembunyikan semua sertifikat dan piala yang ia menangkan di lemari kamar yang khusus dibuat untuk piala dan sertifikatnya pemberian dari Jaehyun.

Donghae melirik putranya sebentar.

"Apa itu saja yang akan anda sampaikan?" tanya Donghae dengan sopan.

"Iya Pak, jadi ini formulir untuk persetujuan anda Pak," Nyonya Cheon menyerahkan surat formulir untuk gabung ke komunitas olahraga SMA Incheon.

"Anda bisa tanyakan pada Jeno, apa dia mau atau tidak?" ucap Donghae sembari melirik putranya itu.

"Bagaimana Jeno?" Nyonya Cheon enatap Jeno dengan penuh harap.

Jeno menundukkan, lalu perlahan mengangguk.

"Aku ingin bergabung," ucap Jeno pelan.

"Baiklah," Donghae menandatangani formulir itu.

Jeno menatap Donghae dengan tatapan tidak percaya.

"Baiklah, terima kasih karen sudah menyempatkan diri untuk datang," ucap Nyonya Cheon sopan sembari membungkuk.

Donghae membungkuk juga pada Nyonya Cheon. "Saya pamit."

Jeno mengikuti Donghae keluar dari ruangan konseling. Ada rasa senang saat ayahnya mengizinkannya melakukan hal yang ia suka.

"Sepulang sekolah nanti temui appa di ruang kerja," ujar Donghae sebelum pergi.

Tubuh Jeno menegang, nada bicara yang diucapkan Donghae terdengar dingin dan mengancam.  Terlebih saat Donghae menyuruhnya ke ruang kerja. Pasti itu adalah hal yang sangat penting.

SomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang