Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Jadi ini yang kau lakukan setelah melakukan kesalahan?" ujar Jaehyun saat melihat Jeno yang masuk ke rumah.
Jaehyun mendorong kursi rodanya menuju Jeno.
"Ku dengar kau di skors karena sudah memukuli temanmu, cih memalukan!"
Jeno hanya diam menunduk. Tidak, dia tidak boleh mengundang JN datang. Dia tidak boleh melukai kakaknya, tidak boleh.
Jeno berniat melewati Jaehyun begitu saja. Jika dia tetap diam dan mendengarkan bisa saja dia terpancing emosi.
"Yak! Kau tidak mendengarku? Kau mengabaikanku?! Hah?!"
"Hyung, kau tidak ingin istirahat? Kau baru saja sadar dari koma dan sudah berkeliling seperti ini? Biar aku-
"Tidak perlu! Kau pikir menyenangkan selalu terbaring dengan posisi yang sama dan dengan infusan yang selalu menempel, ah jangan lupa alat yang masih bisa memberikanku kehidupan. Aku hanya berharap kau mencobanya suatu saat."
Jeno tersenyum, "tentu saja, apa yang hyung coba Jeno juga ingin mencobanya," ucap Jeno sebelum pergi meninggalkan Jaehyun yang terdiam.
Di kamar, Jeno membersihkan tubuhnya. Kemudian dia menatap cermin di kamar mandinya.
"Benar kata orang aku memiliki tubuh atletis," gumam Jeno memperhartikan tubuhnya.
Jeno tersenyum, "ah apa aku dibatalkan untuk ikut pertandingan olahraga itu? Aku akan tanyakan nanti."
"Kau harus bisa berteman dengan JN."
Jeno teringat ucapan Doyoung. Dia harus berteman dengan dirinya yang lain. Aneh memang, tapi begitulah adanya kondisi seorang Lee Jeno.
"JN keluarlah, kita harus berkenalan bukan?"
Batin Jeno sembari menutup matanya dan saat dia membuka mata dia melihat bayangannya sendiri, persis seperti Jeno namun dengan tatapan yang sedikit gelap dan tajam. Aura dingin juga menyelimuti JN.
Jeno tersenyum, "annyeong JN."
"Annyeong Jeno," JN tersenyum tapi bukan senyuman manis seperti Jeno melainkan senyuman yang sedikit menyeringai.
"Aku punya perjanjian untukmu,"ujar Jeno.
"Apa itu?" tanya JN.
"Kau boleh berada di tubuhku, untuk menjagaku. Tapi jangan sampai kau keluar saat emosi ku meluap pada keluargaku. Kau bisa saja menyakiti mereka, dan bisa saja mereka terluka karenamu."
