Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"JAEMIN!"
"Na Jaemin!"
Jaemin menulikan telinganya, berpura-pura tidak mendengar panggilan Jeno. Dia terus berjalan sampai keluar gerbang sekolah.
"Nana~ya!"
"Sial," rutuk Jaemin.
Jaemin berusaha menahan dirunya untuk tidak menoleh pada Jeno.
"Nana, dengarkan aku dulu."
Jaemin menutup kedua telinganya, dia berniat pergi ke sebrang menuju halte bus.
"NA JAEMIN!"
Tiitt tiitt
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Bagaimana?" tanya Heechul.
"Kedua anak itu sedang berseteru saat ini," jawab orang itu.
"Bagus..."
"Rencana kita tinggal membuktikan kesalahan Donghae pada Jeno."
Orang itu mengangguk.
"Tidak ada hal yang lebih menyakitkan daripada rasa kecewa dari seseorang yang dia sayangi, bukan?" ucap Heechul.
"Tapi Donghae sering menyakiti Jeno?"
Heechul terkekeh.
"Pria itu memang labil dan emosinya juga tidak stabil, tapi sebenarnya dia tentu sangat menyayangi Jeno. Mengingat pemuda itu adalah putra dari wanita yang sangat dia cintai," jelas Heechul.
"Meski nyatanya terkadang dia membenci Jeno..."
"Kenapa?"
"Karena..."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.