➢1.5

2K 227 14
                                    

"Kau sudah sehat? Apa kau benar-benar sehat? Dokter bilang kau harus rutin minum obat, berapa jam sekali? Biar aku mengingatkannya padamu? Tadi kau sarapan? Jika tidak, ayo kita ke kantin!" cecar Jaemin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kau sudah sehat? Apa kau benar-benar sehat? Dokter bilang kau harus rutin minum obat, berapa jam sekali? Biar aku mengingatkannya padamu? Tadi kau sarapan? Jika tidak, ayo kita ke kantin!" cecar Jaemin.

"Yak! Yak! Aku sudah melakukan semua itu, obatnya diminum per-4 jam sekali. Terimakasih," ucap Jeno.

Jaemin mengangguk.

"Ah Jeno~ya, bagaimana bisa kemarin paman Donghae menjadi pria berhati lembut seperti itu? Heol!"

Jeno mengendikkan bahunya acuh, "Ntahlah... aku tidak mau berharap lebih. Karena itu hanya akan menjatuhkanku lagi ke lubang yang sama."

"Benar, paman Donghae adalah ayah paling labil yang pernah aku temui di dunia ini."

"Kau selama ini hanya mengenal Ayahmu, paman Siwon dan ayahku," ujar Jeno.

"Ah benar juga," Jaemin menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Oh ya, bagaimana dengan Jaehyun hyung?"

"Dia sudah cukup membaik, hanya saja ingatannya belum pulih sempurna. Andai saja ingatannya pulih, aku pasti mengetahui alasan appa yang begitu keras padaku dan alasan halmeoni membenciku."

Jaemin menepuk pundak Jeno. "Yak! Gwaenchana, aku ada disini untukmu."

Jeno mengangguk pelan dan tersenyum.

"Ah soal Lucas, dia mendaftar sebagai peserta di acara pertandingan olahraga pekan depan," ungkap Jaemin.

"Benarkah?"

"Benar, aku heran dengannya. Kenapa dia begitu membencimu padahal jika dipikir lagi, kau tidak pernah mencari masalah dengannya," ucap Jaemin.

Jeno menggeleng, "aku pernah melaporkannya ke pihak sekolah karena dia melakukan tawuran dengan sekolah lain."

"Kau yakin hanya karena itu? Karena kupikir itu hal sepele."

"Mungkin saja."

Setelah percakapan itu, mereka berdua diam. Jaemin yang sibuk dengan pikirannya dan begitupula Jeno.

"Aku hanya ingin melihatmu menderita. Kau tahu? Penderitaanmu adalah hiburan untukku."

"Sebenci itukah Lucas padaku?" gumam Jeno.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang