➢1.6

1.8K 237 12
                                    

Note: ada kesalahan di akhir tadi, bisa baca ulang di akhir aja.

"Sudah berapa kali aku katakan, kau harus minum obat teratur, jangan beraktivitas terlalu berat, jangan-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sudah berapa kali aku katakan, kau harus minum obat teratur, jangan beraktivitas terlalu berat, jangan-

"Jangan melakukan kegiatan yang membuat jantungmu bekerja keras. Aku tahu," sela Jeno.

"Jika kau tahu kenapa kau keras kepala? Apa menurutmu lebih penting kesehatanmu atau pertandingan olahraga itu?"

"Pertandingan olahraga," jawab Jeno santai.

"Jeno~ya."

"Terima kasih sudah berusaha mengobatiku," Jeno membungkukkan tubuhnya dan berniat pergi.

"Jangan keras kepala Lee Jeno," langkah Jeno terhenti mendengar ucapan Dokter Kun.

Kun menghela napasnya, Jeno pasien paing keras kepala yang ia tangani selama ini.

"Kenapa kau bersikeras mengikuti pertandingan itu. Aku yakin sedari kecil kau sudah kesakitan, tapi-

"Iya, aku menahannya. Karena ini hanya penyakit kecil dan mudah untuk disembuhkan."

"Jeno-

"Itu benar kan? Tapi jika tidak, aku akan senang karena akhirnya bisa bertemu eomma."

"Aniya... kau akan sembuh, kau harus sembuh."

Jeno menatap Kun, "kenapa kau bersikeras?"

"Seorang dokter akan bersikeras untuk kesembuhan pasiennya."

"Hanya itu?"

Kun mengangguk.

"Ya sudah, aku harus menemui dokter Doyoung juga," pamit Jeno.

"Tunggu Jeno!"

"Ada apa?"

"Gunakan ini," Kun memasangkan sebuah alat seperti arloji.

"Alat ini bisa mengatur detak jantungmu. Jadi kau bisa mengetahui seberapa baik detak jantungmu bekerja," jelas Kun.

"Gamsahabnida."

Jeno keluar dari ruangan Kun. Dia menatap alat di tangannya. Jeno tersenyum tipis.

"Jeno, gunakan arloji ini agar kau bisa menggungakan waktumu sebaik mungkin."

Jeno tiba-tiba merindukan Jaehyun. Dia menatap arloji di tangan kanannya.

"Aku sudah berusaha menggunakan waktuku dengan baik. Dan harus lebih baik lagi, sebelum waktuku berakhir."

Saat Jeno berniat ke ruangan Dokter Doyoung. Langkahnya terhenti melihat Jaehyun yang diantar Nayoung, neneknya masuk ke ruangan dokter terapi.

Jeno mengintip sedikit dari celah kaca ruangan dokter itu. Dia tersenyum, melihat kakaknya sudah ada perubahan. Senyuman kakaknya juga membuat bibirnya ikut tersenyum.

SomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang