Jeno kembali ke ruang rawatnya setelah mengantar kakek Seungmin.
"Kau sudah datang?"
Jeno mematung.
"Kau sudah mengingatku rupanya," ucap wanita itu.
Jeno memejamkan matanya, dia teringat ucapan Yeeun.
"Jika dia bisa bersandiwara di depan appa, bukankah kita juga harus lebih pintar bersandiwara di hadapannya?"
Jeno tersenyum.
"Mengingat apa eomma? Apa aku pernah melupakanmu?" tanya Jeno pada wanita yang ia panggil 'eomma', siapalagi jika bukan Jessica.
Jessica menatap Jeno terkejut, "Kau..."
"Kenapa?" tanya Jeno lagi.
"Kau lupa? Beberapa hari lalu..."
"Apa yang terjadi?"
Jessica terdiam sebentar.
"Tidak apa-apa. Bagaimana kabarmu Jeno?" tanya Jessica.
"Aku sudah lebih baik," jawab Jeno.
"Syukurlah, eomma membuatkanmu samgyetang," ucap Jessica.
"Wah, pasti lezat."
Jessica membuka kotak makan yang ia bawa, sebenarnya dia tidak memasak melainkan membeli makanan itu di jalan tadi.
"Uwaaaaa terlihat enak," ujar Jeno.
"Cobalah," Jessica menyuapi Jeno.
Jeno mengangguk, "ini sangat enak. Apalagi karena eomma yang menyuapiku."
Jessica terdiam. Tidak dia tidak boleh goyah, dia tidak boleh terbawa perasaan dengan ucapan Jeno. Dia harus fokus pada tujuan utamanya.
"Eomma? Kenapa melamun?"
"Ah tidak, ayo makan lagi."
Baru sampai 4 suap, perut Jeno mendadak mual. Jeno berlari ke kamar mandi dan mengeluarkan isi perutnya, sembari meremas perutnya. Karena terlalu banyak memuntahkan isi perutnya, tubuh Jeno menjadi lemas dadanya juga kembali sakit.
"Hah....huh..."
Jeno memejamkan matanya menahan sakit di perut dan dadanya.
"Jeno! Jeno kau baik-baik saja?!"
Jeno tidak menjawab, tubuhnya benar-benar lemas.
"Eo-eomma," lirihnya sebelum kegelapan menyelimuti.
"JENO~YA!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Some
Fanfiction-SUDAH TAMAT- [ lee jeno with his life ] "Aktingmu itu bagus sekali Jeno~ya." [ꜱᴛᴀʀᴛ : 23 april 2021 >ᴇɴᴅ : 23 Februari 2022] ©Rrantomato